Christian Books

Senin, 13 Juni 2016

VISI GEREJA SEBAGAI MEMPELAI DAN TUBUH KRISTUS UNTUK BERSATU MELALUI JARINGAN DI BIDANG EKONOMI

Sudah saatnya “Gereja Tuhan Bangkit dan Menjadi  Terang” (Yesaya 60:1), bukan terang gereja lokal kita masing-masing, tetapi gereja yang berjejaring (networking) satu sama lain dalam segala bidang dan aspek kehidupan untuk bangkit menjadi “Terang Dunia dan Garam Dunia”. (Matius 5:13-16).

Mari kita menjawab doa Tuhan Yesus (Yohanes 17:21):

“ ..supaya mereka menjadi satu, sama seperti Engkau ya Bapa, di dalam Aku dan Aku di dalam Engkau, agar mereka juga di dalam Kita, supaya dunia percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku.”

ALLAH yang menciptakan jagat raya ini mengasihi kita manusia sehingga Dia memberikan anak-Nya Tuhan Yesus (Yoh. 3:16), yang sudah mencurahkan darah dan dagingnya, sehingga kita beroleh hidup yang kekal (Yoh. 6:53-58), bahkan memberikan penolong yang lain Roh Kudus, dan kemuliaan-Nya (Yoh. 17:22-23) agar kita gereja Tuhan bisa menjadi satu. Tugas kita adalah menjawab doa Tuhan Yesus agar kita sebagai tubuh Kristus bisa menjadi satu.

Kemuliaan, hidup kekal, darah, daging, Roh Kudus-Nya sudah diberikan bagi kita
Kemuliaan, hidup kekal, darah, daging, Roh Kudus-Nya sudah diberikan bagi kita
Dalam dunia ini satu ons uranium yang diperkaya dapat membuat sebuah bom nuklir yang menghancurkan kota Hirosima dan Nagasaki. Mari kita meningkatkan keintiman dengan Allah di dalam doa, pujian, penyembahan, dan syafaat yang melahirkan visi. Bertobat dan berbalik dari jalan yang jahat, merendahkan diri dan mencari wajah Tuhan. Transformasi  melalui visi dari Roh Kudus sanggup meledakan Bandung, Jakarta, Indonesia dan Dunia dalam kegerakan Roh Kudus, didasari senjata yang paling dahsyat yang kita miliki yaitu Kasih Allah oleh Roh Kudus didalam hati kita.

Melalui visi-visi-Nya disertai doa sakit bersalin yang merasakan isi hati Bapa pasti timbul suatu kegerakan yang membuat Gereja (Tubuh Tuhan Yesus) sehat atau tidak bercacat.

Dengan karakteristik gereja lokal masing-masing gereja bisa dipersatukan melalui banyak jaringan, atau ikatan, seperti:
•Jaringan doa,
•Jaringan pelayanan,
•Jaringan kelompok sel atau mezbah keluarga (family altar, COOL, Cell Group),
•Jaringan komunikasi gereja dan umat kristiani melalui media: internet, televisi, radio, elektronik mail,
atau multimedia.
•Jaringan pelayanan bidang penanggulangan narkoba,
•Jaringan pelayanan sosial dan diakonia,
•Jaringan Pendidikan,
•Jaringan Politik,
•Jaringan koperasi networked marketplace churches,
•Jaringan perdagangan antar usahawan kristiani dan koperasi networked marketplace churces,
•Jaringan perbankan kristiani,

Tiga jaringan yang terakhir adalah cara untuk menyatukan kekuatan Ekonomi Jemaat melalui wadah  The Unity Body of Jesus Christ Network melalui jaringan koperasi perbankan jemaat lintas interdenominasi, kampus, dunia usaha,  dan perdagangan kristiani, dimana kita bekerjasama mendandani Gereja Tuhan agar ada lenan halus (perbuatan baik orang-orang kudus), dan agar Gereja Tuhan atau Mempelai Kristus tampil tidak bercacat (oleh dosa dan ketidakadilan dan tidak adanya belas kasihan), dan berkerut (menjadi tua karena tidak dapat menerima anggur baru dari visi Kegerakan Allah oleh Roh Kudus).

Dengan membaca Amsal 31:10-31 mengenai “Istri yang Cakap” dan “Perumpamaan Uang Mina” (Lukas 19:12-15) dimana diperumpamakan ada seorang bangsawan (Tuhan Yesus) yang hendak dinobatkan menjadi raja, memanggil sepuluh hambanya (gereja) dan mempercayakan 10 uang mina untuk dipakai berdagang sampai Tuhan Yesus datang, jelas mekanisme pemberdayaan Tubuh Kristus bisa melalui dunia usaha.

Transformasi Tubuh Kristus melalui Marketplace Ministry
Transformasi Tubuh Kristus melalui Marketplace Ministry
Setelah Tuhan Yesus menjadi raja maka hamba-hamba-Nya akan diminta pertanggungjawaban atas penggunaan uang mina tersebut. Hamba yang melipat gandakan uang mina tersebut menjadi sepuluh mendapat kuasa atas sepuluh kota. Demikian juga dengan hamba yang mendapat lima uang mina. Jadi bukan suatu hal yang tabu jika gereja juga terkait dengan koperasi serba usaha dan perdagangan sebagai sarana pelayanan seperti penyediaan kebutuhan primer dengan harga murah, dan menggerakan pelayanan holistic untuk roh, jiwa, dan tubuh melalui kelompok sel, family altar, perbankan dan koperasi serba usaha jemaat. Paradigma baru yang dikembangkan adalah bagaimana gereja sebagai mempelai Kristus harus : MENGASIHI TUHAN YESUS KRISTUS, INTIM DENGAN ALLAH, BERDOA, BEKERJA, DAN MELAYANI TUHAN, DAN JUGA MELAYANI DAN MENGASIHI SESAMA.

Gereja harus bangkit sebagai Imam dan Raja ( Royal Priesthood, Imamat yang Rajani I Petrus 2:9) di dalam kesatuan berkat akan Tuhan curahkan (Mzm 133) sehingga: “Apabila TUHAN Allah-mu, memberkati engkau seperti yang dijanjikan-Nya kepadamu, maka engkau akan memberi pinjaman kepada banyak bangsa, tetapi engkau sendiri tidak akan meminta pinjaman; engkau akan menguasai banyak bangsa, tetapi mereka tidak akan menguasai engkau.” Ulangan 15:6.

Sudah saatnya kita menghancurkan benteng-benteng dan tembok-tembok keangkuhan gereja. Mari kita tinggalkan paradigma lama dimana gereja membikin dan membentuk kerajaan-kerajaan kecil dan lumbung-lumbung sendiri, dan memperkaya diri sendiri, dan tidak bisa berdamai dan berebut domba atau jemaat yang notabene adalah milik Tuhan Yesus. Mari kita mulai memperhatikan yang paling hina diantara saudara-saudara kita, untuk mengenal saat-saat Tuhan melawat kita dan menjadi jawaban saat saudara kita yang hina lapar, memberi dia makan; saat dia telanjang memberi pakaian; saat dia haus, memberi dia minum; mengunjungi dia saat di penjara dan melawat dia, saat sakit. Saudara kita yang paling hina dan miskin yang adalah Tubuh Kristus sendiri.

Di dalam setiap pelayanan Tuhan Yesus selalu ada faktor kasih dan belas kasihan yang menghasilkan muzijat-mujizat besar.  Pelayanan tanpa kasih, belas kasihan dan kemurahan akan membikin jarak dan jurang pemisah antara mereka yang kaya dan papa.

Di dunia ini dan di Indonesia terjadi kecemburuan dan kesenjangan sosial, kerusuhan, korupsi, kolusi dan nepotisme, iri hati, dan penghalalan segala cara. Dimana keserakahan sudah menjadi berhala, ditambah lagi penyakit egoisme, kikir dan mementingkan diri sendiri yang merupakan dosa. Gereja harus tampil beda dengan dunia. Penyakit lainnya adalah hamba-hamba Tuhan saling menjelekan, bergosip, bukan bersyafaat kepada Tuhan yang adalah kepala gereja untuk mendapatkan jawaban atas anomali didalam gereja atau Tubuh Kristus.

Tuhan sudah mulai melakukan penghakiman yang dimulai dari rumahNya. Sebagian hamba Tuhan
terjebak dalam jebakan roh Absalom dan roh kendali, mencari muka dan menjelekan yang lain, tidak suka berdamai dan garang. Juga terjebak dalam jebakan roh Hofni dan Pinehas anak Imam Eli, dimana mengambil bagian terbaik dari persembahan yang harusnya menjadi bagian Tubuh Kristus yang adalah jemaat di mana Roh Kudus diam dalam setiap hati anak-anak Allah.

Pelayanan diakonia untuk memberdayakan Tubuh Kristus terabaikan tetapi pembangunan bangunan fisik sering kali lebih diutamakan.

Selain itu banyak institusi Kristiani dikelola secara jahat dan lalim dengan mempraktekan cara-cara kapitalis yang memperbudak manusia untuk kepentingan segelintir orang mengatasnamakan Tuhan dan bersembunyi dibalik jubah hamba Tuhan. Penuh dengan kemarahan-kegeraman, keangkuhan, merendahkan dan menghina orang lain dimana Tuhan akan membongkar bangkir sifat-sifat hypocrites ini dan merendahkan mereka sama seperti Dia merendahkan Raja Nebukadnezar (menjadi hilang ingatan), atau membinasakan mereka sekaligus karena tidak adanya buah pertobatan, dimana suatu pohon jika tidak berbuah akan ditebang dan dibuang ke dalam api, karena sikap-sikap yang membuat orang menghujat nama Tuhan Yesus Kristus.

Mari kita semua berdoa agar Tuhan Yesus memperhatikan tubuhNya dimana ada anggota Tubuh-Nya ada yang mengecil seperti kena polio, ada pembengkakan, ada kanker, ada perut yang buncit, jaringan saraf yang tidak meresponse, sistem limfa yang tidak jalan, sakit jantung, saluran darah tersumbat, mari kita bersyafaat agar dapat merasakan apa yang Tuhan Yesus rasakan.

Mari kita para hamba Tuhan merubah paradigma dari penekanan pada jemaat untuk membawa persembahan persepuluhan  seimbang dengan penekanan ke peradigma baru dengan memberi teladan dan berjalan di depan dan berkata seperti Tuhan Yesus berkata: “Ikutlah Aku”.

Kita harus bertindak seperti sikap Yusuf yang disebut Barnabas seorang Lewi yang menjual ladang miliknya, dan membawa uang miliknya dan meletakannya di depan kaki rasul-rasul, dimana hasilnya dibagi-bagikan kepada setiap orang sesuai dengan keperluannya. (Kis. 4:36-37). Dan juga bersikap seperti seorang anak kecil yang tidak egois, dengan membawa lima roti dan dua ikan yang dia miliki dan diberikan kepada Tuhan Yesus sehingga ada lima ribu orang laki-laki tidak termasuk perempuan dan anak-anak bisa makan dan ada kelebihan dua belas bakul. (Matius 14:16-21).

Di dunia ini, kesenjangan sosial terlihat dimana-mana. Senjata-senjata pembunuh seperti rudal “Tomhawk” yang harganya sekitar satu sampai satu setengah juta dolar dibuat untuk membunuh, dimana uang sebanyak itu sebenarnya merampas susu, selimut dan pakaian anak-anak kulit hitam di Etiophia dan belahan dunia yang lain, yang sangat miskin dan sekarat.

Gereja sebagai Tubuh Kristus jika bersatu-padu di dalam visi “The Unity Body of Jesus Christ Network” dengan membentuk Networked Marketplace Churces dimana ada pemulihan “Kemah Daud (Tabernacle of David)” dan berjejaring dalam segala aspek dengan gereja lainnya, akan menjadi jawaban bagi banyak hal di dunia ini, dan mampu melakukan hal-hal yang lebih besar dari yang Tuhan Yesus pernah lakukan seperti yang sudah Tuhan Yesus nubuatkan.

Menurut pendiri Gereja Bethel Indonesia  bapak Pdt. Prof. Dr. H. L. Senduk visi saat mulai dibentuknya Koperasi dilingkungan GBI di Indonesia tahun 1994 adalah: “MENOLONG ORANG MISKIN”, dimana kabar baik juga diberitakan untuk orang-orang miskin (Matius 11:5b).

Kerangka Firman Tuhan yang menjadi landasan visi “Menolong Orang Miskin” yang diberikan Tuhan melalui hamba-Nya Pdt. Prof. Dr. H. L. Senduk adalah dari : Ulangan 15:11; Lukas 10:30-37; Ulangan 15:7-8; Mz 41:1-4;Amsal 19:17; Amsal 14:31; Mat. 25:31-46; Ams. 21:13; Luk. 4:18; Yak. 2:5-6; Ul. 14:28-29; Kis. 4:34-35.

Didalam visi kedepan untuk transformasi di bidang Ekonomi ada tiga pilar utama yang harus dibentuk dan dikuasai gereja yaitu Koperasi, Perbankan dan Perdagangan, dimana perlu dibentuk jaringan koperasi gereja-gereja lokal, sekota dan nasional. Juga perlu dibentuk jaringan perbankan kristen nasional dan internasional. Selain itu perlu dibentuk komisi dagang kristen internasional sehingga terjadi Transformasi untuk KesatuanTubuh Kristus.

Jaringan Komunitas Networked Marketplace Churches dapat berperan juga di bidang ekonomi (Kej. 1:26), karena Tuhan Yesus berkuasa atas surga dan bumi ini (Mat. 28:18), karena Tuhan Yesus sudah meremukan kepala si Iblis dan naik ke surga dan akan datang sebagai raja.

Gereja harus bergerak kearah pemulihan, dimana Tuhan Yesus akan tinggal di surga sampai pemulihan segala sesuatu (Kis. 3:21). Dengan bersatu di bidang Ekonomi maka kesatuan finansial, dan keseimbangan dapat dicapai, karena Tubuh Kristus (gereja) bersatu dalam visi Ekonomi dan memper-hatikan mereka yang berkekurangan, sehingga dapat terjadi keseimbangan (Kis. 2:44-45; 2 Kor. 8:12-15).

Konsep usaha Koperasi  Unity Body of Jesus Christ Network  ke depan didasarkan pada belas kasihan Tuhan Yesus atas domba-domba-Nya, yang mengakibatkan terjadinya mujizat, saat ada seorang anak kecil yang mau memikirkan kebutuhan bersama di atas kepentingan pribadi, dengan memberikan lima ketul roti dan dua ekor ikan yang dia miliki untuk diberikan pada Tuhan Yesus sehingga ada 5.000 orang laki-laki tidak termasuk perempuan dan anak-anak yang bias makan. Maka Koperasi Unity Body of Jesus Christ Network di Indonesia akan mampu  memberikan pendidikan gratis sampai perguruan tinggi, pengobatan gratis, makan gratis bagi yg tidak mampu dan permodalan tanpa aggunan sebagai modal berputar di unit usaha yang adalah cell group.

Pemberdayaan Komunitas Tubuh Kristus secara holistic
Pemberdayaan Komunitas Tubuh Kristus secara holistic
Dana yang terkumpul digunakan untuk usaha bersama berkoperasi di gereja lokal untuk memberdayakan jemaat melalui usaha koperasi, sambil menggali semua potensi jemaat dan sumber daya sekeliling. Di tingkat nasional gereja menjalankan usaha Perbankan Kristiani untuk memberdayakan jemaat yang berkoperasi dan pengusaha kristen melalui pemberian kredit perbankan kristiani dan berbagi hasil usaha. Sebagian dari keuntungan juga disalurkan untuk diakonia dan yayasan sosial kristen. Mari kita bernetwork di dalam The Unity Body of Jesus Christ Network (Networked Marketplace Churches).


Tuhan Yesus Memberkati

Doulos Setia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...