1. Mendapatkan Visi Dari Tuhan Dan Menjalankan-Nya
Jika kita menempatkan hidup yang berpusatkan Tuhan (God Centered Life), maka kita memilih untuk Mengasihi Allah dan tidak menempatkan diri kita sebagai pusat kehidupan (Ego Centris), juga mampu mengasihi sesama seperti diri kita sendiri.
Mengasihi Tuhan dan bergaul karib dengan Nya |
Jawab Yesus kepadanya: "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. Itulah hukum yang terutama dan yang pertama. Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Pada kedua hukum inilah tergantung seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi."
Pada saat kita bertekun dalam melakukan hukum kasih di atas, Tuhan akan memberikan isi hati-Nya, yaitu Visi yang dari Tuhan, untuk kita menjalankannya.
Bergaul karib dalam keintiman dengan Tuhan akan melahirkan visi. Saya mendapat pengertian hal ini dalam hari-hari doa dan penyembahan yang dalam, yaitu suatu deskripsi ”Keintiman dengan Tuhan”:
Intimate with God is loving God, pray, praise, and worship Him above all things. Entering into His heart and listening His heart beated, got and walking according to His will and visions.
Keintiman seperti halnya Maria yang duduk di dekat kaki Tuhan Yesus dan mendengarkan segala kebenaran firman-Nya, dan Penyembahan seperti yang dilakukan Maria mengurapi Tuhan Yesus dengan minyak Narwastu, dan wanita yang dipulihkan Tuhan membasuh kaki Tuhan Yesus dengan air matanya dan menyekanya dengan rambutnya. Suatu gambaran penyembahan yang harus dilakukan Gereja sekarang ini sebagai mempelai Kristus.
Gereja Mempelai Kristus yang bergaul karib dengan Tuhan akan menjadi gereja yang diinginkan Tuhan seperti halnya tertuang dalam Amsal 31:10-31:
Isteri yang cakap siapakah akan mendapatkannya? Ia lebih berharga dari pada permata. Hati suaminya percaya kepadanya, suaminya tidak akan kekurangan keuntungan. Ia berbuat baik kepada suaminya dan tidak berbuat jahat sepanjang umurnya.
Ia mencari bulu domba dan rami, dan senang bekerja dengan tangannya. Ia serupa kapal-kapal saudagar, dari jauh ia mendatangkan makanannya. Ia bangun kalau masih malam, lalu menyediakan makanan untuk seisi rumahnya, dan membagi-bagikan tugas kepada pelayan-pelayannya perempuan.
Ia membeli sebuah ladang yang diingininya, dan dari hasil tangannya kebun anggur ditanaminya. Ia mengikat pinggangnya dengan kekuatan, ia menguatkan lengannya. Ia tahu bahwa pendapatannya menguntungkan, pada malam hari pelitanya tidak padam. Tangannya ditaruhnya pada jentera, jari-jarinya memegang pemintal.
Ia memberikan tangannya kepada yang tertindas, mengulurkan tangannya kepada yang miskin.
Ia tidak takut kepada salju untuk seisi rumahnya, karena seluruh isi rumahnya berpakaian rangkap. Ia membuat bagi dirinya permadani, lenan halus dan kain ungu pakaiannya. Suaminya dikenal di pintu gerbang, kalau ia duduk bersama-sama para tua-tua negeri.
Ia membuat pakaian dari lenan, dan menjualnya, ia menyerahkan ikat pinggang kepada pedagang. Pakaiannya adalah kekuatan dan kemuliaan, ia tertawa tentang hari depan. Ia membuka mulutnya dengan hikmat, pengajaran yang lemah lembut ada di lidahnya. Ia mengawasi segala perbuatan rumah tangganya, makanan kemalasan tidak dimakannya. Anak-anaknya bangun, dan menyebutnya berbahagia, pula suaminya memuji dia: Banyak wanita telah berbuat baik, tetapi kau melebihi mereka semua.
Kemolekan adalah bohong dan kecantikan adalah sia-sia, tetapi isteri yang takut akan TUHAN dipuji-puji. Berilah kepadanya bagian dari hasil tangannya, biarlah perbuatannya memuji dia di pintu-pintu gerbang!
Hal di atas adalah gambaran mempelai Kristus yang adalah Gereja Jaringan ke depan, di mana Gereja tersebut menempatkan Tuhan Yesus sebagai Kepala Gereja, suatu gereja yang digerakan oleh visi dari isi hati Tuhan.
Banyak pencapaian Gereja di atas dilakukan oleh gereja-gereja di tempat kerja, menurut istilah C. Peter Wagner adalah “The Church in the Workplace” atau istilah lain “Marketplace Church”, dan pelayanan ini disebut “Marketplace Ministry”.
“Networked Marketplace Churches”, suatu gereja jaringan seperti halnya “Isteri yang cakap”, dimana pelayanan bagi jemaat dilakukan secara holistik Rohani, Jiwa dan Tubuh. Gereja yang adalah 7 hari seminggu seperti jemaat mula-mula, di tempat kerja.
Saat anak anak Tuhan ke gereja pada hari minggu, mereka akan mengelompok ke denominasi tertentu, ada Baptis, Pentakosta, Anglikan dan lainnya, tetapi pada saat beribadah di hari kerja di tempat kerja tidak ada tembok denominasi yang mengungkungi mereka, di Networked Marketplace Churches lah tidak ada lagi tembok-tembok denominasi gereja.
Visi anak-anak Tuhan ke depan adalah:
Terbentuknya suatu jaringan gereja di Marketplace, gereja 7 hari seminggu, seperti Gereja Mula Mula, suatu gereja Mempelai Kristus, yang mengasihi Tuhan Yesus Kristus, bergaul karib dengan Allah, berdoa, bekerja, memuji menyembah, dan melayani Tuhan, dan juga melayani dan mengasihi sesama. Gereja Marketplace ini juga berjalan dalam kuasa mujizat dan tanda tanda heran.
Seorang hamba Tuhan Susan Cummings mendapatkan penglihatan dari Tuhan, dia melihat banyak pintu, dan di depan pintu-pintu itu tirai penutup yang tergantung, indah dan bercahaya disinari kemuliaan Tuhan, tirai-tirai di pintu-pintu itu bergerak lembut tertiup angin.
Ibu pendoa ini mendekati salah satu tirai, dan menyentuhnya, sangat indah terlihat dan terasa lembut ketika di sentuh. Ia bertanya-tanya apa arti pintu dan tirai yang indah itu. Ketika itu dia mendengar suara Tuhan berkata “ Pintu-pintu itu adalah suatu pintu pelayanan di ladang pelayanan, tirai yang indah dan cahaya kemuliaan padanya adalah keindahan dan kemuliaan-Ku yang menyertai setiap pelayanan”.
Pendoa itu merasakan ada bobot dari tirai tersebut, kemudian dia pindah ke pintu yang lain, suatu bordiran yang indah dari tirai yg bercahaya tersebut namun bobotnya berbeda-beda, kembali dia bertanya di dalam hati dan Tuhan menjelaskan bobot tiap tirai itu berbeda beda, sama seperti bobot tiap pelayanan, beban yang dipikul berbeda-beda, namun ada kemuliaan Tuhan yang selalu menyertainya. Dalam setiap pintu pelayanan ada jalan yang harus ditempuh, ada percabangan jalan yang harus dilalui dan keputusan yang harus diambil untuk memilih hal yang harus di lakukan. Beban pelayanan hanya dapat dipikul jika hamba-hamba Tuhan berserah total kepada Dia. Kemuliaan Tuhan makin besar ketika hamba hambanya terus berjalan di ladang pelayanan-Nya", Tuhan menjelaskan.
Keintiman dengan Tuhan berdoa masuk ke kedalaman hati-Nya |
Tapi ada suatu pintu dari kayu, yang terlihat pintunya kayunya tidak seindah tirai-tirai itu, suatu pintu kayu yang tidak bercat, serutan kayunyapun kasar, Ibu itu mendekati pintu itu dan bertanya pada Tuhan mengenai pintu itu. Tuhan berkata “Pintu itu adalah pintu pelayanan doa syafaat, dimana anak-anak-Ku merajut keintiman berdoa pada-Ku". Ketika Ibu pendoa ini masuk ke pintu itu dia seperti dibawa ke ruang angkasa (universe) banyak bintang dan planet dan sampai di suatu ruang yang berdetak-detak, suara detak yang menggema yang indah, dia berkata dalam hati,” ini apa Tuhan?”. Tuhan berkata, “Ruang itu adalah hati-Ku dan detak-detak yang bergema itu adalah isi hati-Ku, sedikit orang yang mau berusaha ke tempat ini”, kata Tuhan.
Dari kesaksian penglihatan ibu pendoa itu saya mendapat pengertian hal ini yang saya ulang sekali lagi:
Intimate with God is loving God, pray, praise, and worship Him above all things. Entering into His heart and listening His heart beated, got and walking according to His will and visions.
Tuhan Yesus Memberkati
Bandung 30 Maret 2010
Dalam Pelayanan-Nya
Doulos Setia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar