TUHAN
MEMBERITAHU SAYA SECARA PRIBADI
Pada
waktu dulu saya merupakan seorang yang sangat aktif dalam Islam, juga
merupakan salah seorang dari Penggerak Muhammadiah dan seorang
pengajar Islam. Pada tahun 1947, saya dipilih untuk menjadi pengurus
pada Kongres Muslim Kalimantan di Amuntai, bersama-sama dengan K.H. Idham Chalid. Pada tahun 1950-51 saya menjadi Imam Muslim untuk
pasukan tentara di Banjarmasin, dengan kedudukan yang tinggi. Rencana
saya telah diterbitkan dalam beberapa majalah Islam seperti Mingguan
Adil di
Solo, Mingguan
Risalah Jihad di
Jakarta dan Mingguan
Anti-komunis di
Bandung. Saya bekerjasama dengan Gerakkan Anti-Kristen dari tahun
1936 di Muara Teweh (Barito) hingga tahun 1962, turut berpartisipasi
dengan kelompok yang merancang untuk membentuk undang-undang Islam di
seluruh Indonesia, yang mana secara tidak langsung sangat
bertentangan dengan dasar keKristenan.
Sebenarnya
saya telah memiliki Kitab Suci Injil sendiri semenjak tahun 1936.
Walau bagaimanapun, saya tidak membaca dan mencari kebenarannya,
tetapi mencari ayat-ayat yang dapat membantu saya untuk berdiri teguh
sebagai seorang Muslim yang mempunyai sikap anti-Kristen, dan
bersedia untuk menyerang keimanan orang Kristen secara lebih
mendalam.
Saya
juga mengutuk ‘Isa Al-Masih hingga saya berumur 40 tahun, menolak
semua yang mengatakan Dia adalah Tuhan. Saya sengaja mentertawakan
dan menolak kebenaran. Tetapi kasih Tuhan sungguh hebat, Dia berusaha
mencari dan menyelamatkan saya.
Pada
tahun 1961, sewaktu saya mencatat khotbah saya di masjid, saya
melihat ayat pada surah Al-Maidah
68,
yang berbunyi:
Katakanlah:
‘Hai Ahli Kitab, kamu tidak dipandang beragama sedikitpun hingga
kamu menegakkan ajaran-ajaran Taurat, Injil, dan Al Qur’an yang
diturunkan kepadamu dari Tuhanmu’.
Saya sudah membaca ayat ini ratusan kali, tetapi akhirnya Tuhan berbisik kepada jiwa saya tentang ‘Taurat dan Injil’ yang mana tertulis di dalam Al-Quran adalah sama dengan Taurat dan Injil yang terdapat di dalam Kitab Suci Injil sekarang. Saya selalu berpendapat bahwa Taurat dan Injil yang terdapat dalam Al-Quran telah hilang, dan isinya yang benar adalah yang terdapat di dalam Al-Quran. Saya merasa yakin bahwa Taurat dan Injil yang terdapat dalam Kitab Suci Injil sekarang ini adalah palsu, dan isi yang sebenarnya telah dirubah, dilupakan serta ditambah-tambahkan oleh beberapa pihak.
Bagaimanapun,
jiwa saya memberitahu saya bahwa Taurat/ Injil yang ada di dalam
Al-Kitab sekarang adalah benar, namun pikiran saya tidak percaya apa
yang dikatakan oleh hati saya: ‘Tidak! Taurat dan Injil yang ada di
dalam Al-Kitab sekarang adalah palsu’. Pikiran saya bertentangan
dengan jiwa saya dan perasaan saya, dan saya menjadi tidak pasti
serta ragu-ragu terhadap apa yang betul sebenarnya.
Untuk
membuatkan jiwa saya merasa aman, saya menyerahkan masalah saya ini
dengan melakukan sembahyang tahjud, yang mana sembahyang ini adalah
untuk meminta pertolongan pada Tuhan agar Dia memberi petunjuk yang
pasti kepada kebenaran. Saya meminta Tuhan menolong saya untuk
memilih yang mana satu dari dua kepercayaan ini yang benar. Inilah
doa saya :
‘Oh
Tuhan, Pencipta Syurga dan bumi, Tuhan orang Islam, Kristen, Budha,
Tuhan bulan dan bintang, lembah dan gunung; Tuhan semesta alam,
tolong tunjukkan aku kebenaran tentang apa yang tertulis di dalam
Al-Quran yang berkaitan dengan Taurat dan Injil. Adakah ini membawa
makna bahwa Taurat dan Injil yang benar sudah lenyap yang terdapat
ringkasannya dalam Al-Quran? Jika ini adalah benar, aku memohon
kepada-Mu untuk kuatkan hatiku bahwa aku mungkin tidak belajar Kitab
Suci Injil . Tetapi jika ‘kebenaran di dalam Taurat dan Injil’
yang tertulis di dalam Al-Quran, bermakna kebenaran harus dicari di
dalam Kitab Suci Injil sekarang, aku mohon pada Mu untuk membuka
pintu hatiku semoga aku lebih bersungguh-sungguh untuk belajar Kitab
Suci Injil secara jujur.’
Saya
tidak bertanya kepada siapapun untuk menolong saya membuat keputusan
saya ini. Saya tidak bertanya kepada Imam, orang yang alim dalam
Islam, atau teman-teman saya yang bijak pandai. Saya bertanya terus
kepada Tuhan yang Maha Tahu untuk membuat pilihan bagi saya, jadi
saya membuat pilihan yang benar-benar menurut kehendak Tuhan. Saya
sembahyang sungguh-sungguh dan menaruh harapan kepada Tuhan agar
Tuhan memberi petunjuk dan hidayah bahwa Dia yang memilih kebenaran
untuk saya dan menolong saya agar mengetahui dan mengaku kepada agama
yang benar.
Setiap
orang yang mempunyai agama berharap bahwa di sana terdapat kehidupan
yang benar setelah kematian dan salah seorang diantaranya adalah
saya, saya menaruh harapan yang tinggi kepada Tuhan. Saya percaya
kepada kehidupan setelah kematian, dimana kita cuma ada dua tempat
untuk dituju: ke neraka, dengan hukuman yang tiada hentinya, kekal
abadi di dalam api; atau ke Syurga, bersama dengan Tuhan dalam
kemuliaan selama-lamanya. Saya tidak berpikir tentang kehidupan abadi
saya.
Sebagai
contohnya; mari kita andaikan bahwa kita membawa 10 gram emas murni,
kita harus menelitinya secara berhati-hati, untuk memastikan bahwa
tidak ada siapapun yang dapat menipu kita, jadi kita tidak akan
menyesal di kemudian hari. Berapa banyakkah kiranya kita memikirkan
tentang kehidupan masa depan jiwa kita. Kita harus belajar dan
meneliti kebenaran untuk sembahyang kepada Tuhan menurut kehendak
Tuhan, yang memiliki kehidupan di Syurga. Kalau tidak, kita akan
menyesal untuk selama-lamanya karena kelalaian kita. Saya selalu
yakin bahwa pencipta Syurga dan neraka adalah Tuhan sendiri, oleh
karena itulah saya tidak bertanya dan meminta nasehat pada siapapun,
pemimpin Kristen atau Guru Islam. Saya mendekati Tuhan, yang memiliki
segala kebenaran, peraturan, dan momohon kepadaNya dengan penuh
harapan dan percaya bahwa Dia akan memberi petunjuk yang benar kepada
saya.
Puji
Tuhan karena segala doa saya telah dikabulkanNya! Ini membuktikan
bahwa Dia memberikan kebenaranNya kepada orang yang menghendakinya,
dan bertanya dengan sungguh-sungguh.
Ini
harus dicatat, selain pada ayat 68 surah Al-Maidah, masih terdapat
banyak lagi ayat-ayat lain yang terkandung di dalam Al-Quran, yang
menarik hati saya pada waktu itu. Sebagai contohnya; Surah As-Sajdah
23:‘Dan
Sesungguhnya Kami telah berikan kepada Musa Al-Kitab (Taurat), maka
janganlah kamu (Muhammad) ragu menerima (Al-Quraan itu) dan Kami
jadikan Al-Kitab (Taurat) itu petunjuk bagi Bani Israil’
Surah
Al-Maidah
46:
‘Dan Kami iringkan jejak mereka (nabi nabi Bani Israil) dengan ‘Isa putera Maryam, membenarkan Kitab yang sebelumnya, yaitu: Taurat. Dan Kami telah memberikan kepadanya Kitab Injil sedang didalamnya (ada) petunjuk dan dan cahaya (yang menerangi), dan membenarkan kitab yang sebelumnya, yaitu Kitab Taurat. Dan menjadi petunjuk serta pengajaran untuk orang-orang yang bertakwa’.
‘Dan Kami iringkan jejak mereka (nabi nabi Bani Israil) dengan ‘Isa putera Maryam, membenarkan Kitab yang sebelumnya, yaitu: Taurat. Dan Kami telah memberikan kepadanya Kitab Injil sedang didalamnya (ada) petunjuk dan dan cahaya (yang menerangi), dan membenarkan kitab yang sebelumnya, yaitu Kitab Taurat. Dan menjadi petunjuk serta pengajaran untuk orang-orang yang bertakwa’.
Surah
Al-Maidah
47:
‘Dan hendaklah orang-orang pengikut Injil, memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah didalamnya {419}. Barangsiapa tidak memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang fasik’.
‘Dan hendaklah orang-orang pengikut Injil, memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah didalamnya {419}. Barangsiapa tidak memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang fasik’.
Surah
Al-Baqarah
62:
‘Sesungguhnya orang-orang mu’min, orang-orang Yahudi, orang-orang Nasrani dan orang-orang Shabiin {56}, siapa saja diantara mereka yang benar-benar beriman kepada Allah {57}, hari kemudian dan beramal saleh 58, mereka akan menerima pahala dari Tuhan mereka, tidak ada kekhawatiran kepada mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati’.
‘Sesungguhnya orang-orang mu’min, orang-orang Yahudi, orang-orang Nasrani dan orang-orang Shabiin {56}, siapa saja diantara mereka yang benar-benar beriman kepada Allah {57}, hari kemudian dan beramal saleh 58, mereka akan menerima pahala dari Tuhan mereka, tidak ada kekhawatiran kepada mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati’.
Di
sana terdapat banyak lagi ayat di dalam Al-Quran yang menunjukkan
bahwa Taurat dan Injil adalah jalan yang benar kepada kebenaran
menurut kehendak Tuhan.Ayat
Al-Quran ini memberi kesedaran kepada saya untuk meneliti Kitab Suci
Injil dengan lebih mendalam lagi, karena Tuhan telah berbisik kepada
jiwa saya tentang kebenaran ini.
Pada
hari yang berikutnya, setelah saya meminta petunjuk pada Tuhan
sewaktu sembahyang tahjud, saya merasakan satu perubahan yang jelas
pada diri saya. berawal pada hari itu saya menganggap Kitab Suci
Injil adalah seperti teman saya dan bukan lagi sebagai musuh. Setiap
pagi saya melihat Kitab Suci Injil dengan penuh harapan dan memberi
perhatian pada setiap perkataan yang saya baca, karena saya ingin
tahu makna yang sebenarnya.
Dengan
perkataan :
‘Dengan
nama Allah yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang’.
Saya
membuka Kitab Suci Injil. Pada waktu itu saya bertujuan untuk membaca
Ulangan
18:15.
Kitab ini menarik perhatian saya karena pada waktu dahulunya saya
mengunakan ayat ini untuk menyerang keimanan orang Kristen, pemimpin
mereka adalah guru, Penginjil, dengan niat supaya mereka tahu dan
percaya kepada Nabi Muhammad sebagai nabi yang telah diramalkan di
dalam Kitab Suci Injil ini. Sebelumnya saya sudah tahu tentang ayat
ini, tetapi sekarang maknanya telah berubah sama sekali bagi saya.
Sebenarnya untuk memahami Kitab Suci Injil lama sangatlah sukar bagi
orang yang tidak mau mempercayainya, tetapi dari segi yang lain kitab
ini menjadi lebih jelas bagi orang yang mau mempercayainya dan hati
mereka yang telah disentuh oleh Roh Kudus.
Ayat-ayat
di dalam Ulangan
18:15 dibaca
seperti berikut :‘Seorang
nabi dari tengah-tengahmu, dari antara saudara-saudaramu, sama
seperti aku, akan dibangkitkan bagimu oleh TUHAN, Allahmu; dialah
yang harus kamu dengarkan’.
Dahulunya
saya menganggap ayat ini memberi ramalan tentang nabi
Muhammad.Perkataan ‘nabi itu akan seperti aku (Musa)’ menunjukkan
kepada saya tentang pribadi nabi Muhammad sebagai janji nabi karena :
- Musa dilahirkan mempunyai ibu dan bapa. Muhammad juga dilahirkan seperti Musa, mempunyai ibu dan bapa. Ini tidak seperti Isa Al-Masih yang dilahirkan hanya mempunyai ibu dan tanpa bapa.
- Ketika Musa beranjak dewasa, dia menikah. Muhammad juga menikah, dan ini bertentangan dengan Isa yang tidak pernah menikah.
- Musa mempunyai anak lelaki, dan Muhammad juga mempunyai banyak anak. Tetapi Isa tidak mempunyai keturunan karena Dia tidak pernah menikah.
- Musa meninggal pada umur yang lanjut dan dikuburkan dan ini terjadi juga pada Muhammad. Tetapi Isa tidak meninggal, Dia telah diangkat ke Syurga dan tidak dikuburkan.
Dahulunya
sangat jelas bagi saya tentang ayat Ulangan
18:15 yang
menunjuk bahwa nabi Muhammad adalah nabi yang dijanjikan oleh Musa,
dan bukannya ramalan terhadap Isa sebagai nabi seutuhnya atau sebagai
Putera Tuhan, seperti kepercayaan orang Kristen.
Tetapi
pada hari ini, saya membaca ayat ini secara perlahan-lahan dan
berhati-hati untuk memahami makna yang sebenarnya. Saat saya sampai
pada pernyataan ‘…..nabi itu akan seperti aku (Musa)’, Roh
Kudus berbisik ke dalam jiwa saya yang berbunyi : ‘Jika kamu
mentafsirkan persamaan di antara Muhammad dan Musa dan kedua-duanya
adalah dilahirkan mempunyai ibu dan bapa, berarti mereka sama dengan
manusia lain yang mempunyai ibu dan bapa. ’Sifat ini tidak boleh
digunakan untuk menunjukkan kebenaran ramalan itu.
Selanjutnya
jika Muhammad seperti Musa karena dia menikah, dan kedua-duanya juga
sama seperti orang lain di dunia ini! Jadi ini tidak bisa dijadikan
sebagai bukti untuk mengatakan bahwa Muhammad itu adalah nabi.
Jika
Muhammad dianggap sama seperti Musa, karena dia mempunyai keturunan,
fakta ini juga tidak bisa digunakan untuk menentukan ramalan itu
karena hampir semua orang di dalam dunia ini mempunyai keturunan.
Muhammad
hanya seperti Musa, meninggal dalam usia yang tua dan dikuburkan.
Jika contoh ini digunakan sebagai bukti tentang ramalan itu, maka
fakta ini tidak bisa digunakan sebagai bukti untuk persamaan, sebab
setiap orang di dunia ini akan meninggal dan dikuburkan. Kematian dan
penguburan adalah perkara biasa dan ini tidak menjadikan seseorang
itu lain dari pada yang lain.
Hal
ini menjadi lebih kelihatan dan jelas bagi saya bahwa ramalan Musa
itu hanya menunjuk tentang Isa sebagai yang dijanjikan. Dengan alasan
itu saya mencoba untuk mencari suatu perbedaan yang lain dari pada
yang lain dan luar biasa persamaannya di antara Musa dan Isa.
Sebenarnya saya memang menemukan beberapa persamaan yang luar biasa
di antara dua manusia ini yang tidak terdapat pada orang lain.
- Semasa jaman kanak-kanak, musa terancam pembunuhan oleh Fir’aun, seperti juga Isa pada masa kanak-kanaknya juga terancam untuk dibunuh oleh Herodas. Tidak semua orang yang dilahirkan menghadapi ancaman pembunuhan pada saat yang masih kanak-kanak.
- Sewaktu kelahiran Musa, Fir’aun sangat marah dan mengarahkan semua budak-budak lelaki yang berusia dua tahun ke bawah harus dibunuh. Ketika Isa dilahirkan Herodas juga sangat marah dan mengarahkan agar budak lelaki di bawah umur dua tahun dibunuh. Di dalam dunia ini hanya dua peribadi ini saja yang menghadapi pengalaman ancaman pembunuhan ketika masih kanak-kanak. (edit)
- Semasa jaman kanak-kanaknya, Musa dijaga oleh anak perempuan Fir’aun. Dan semasa kecil Isa dijaga oleh Yusuf yaitu bapa angkatnya. Tidak semua anak di dunia ini dipelihara oleh orang yang dipilih oleh Allah semasa jaman kanak-kanaknya ketika dia menghadapi ancaman.
- Semasa jaman kanak-kanaknya juga, Musa tinggal jauh dari rumahnya di Mesir. Ini terjadi sama dengan Isa yang hidup di dalam buangan di Mesir. Tidak semua kanak-kanak semasa kecil hidup jauh dari negerinya, seperti Mesir.
- Ketika Musa telah menjadi utusan Tuhan, dia menerima kuasa dari Tuhan untuk melakukan mukjizat, seperti juga Isa yang menerima kuasa sebagai Firman yang hidup, dan menerima kuasa untuk melakukan mukjizat seperti menyembuhkan orang sakit dan membangunkan orang yang telah mati.
- Musa membebaskan kaumnya yang dipaksa untuk terus menjadi budak, tetapi Isa membebaskan orangnya dari cengkaman dosa dan maut.
Bukti
yang istimewa ini telah mengizinkan saya untuk membuat kesimpulan
bahwa ramalan yang luar biasa yang dinyatakan ini di dalam Ulangan
18:15 tidak bermaksud untuk membuktikan Muhammad sebagai nabi yang
telah diberitahu terlebih dahulu, tetapi untuk menunjukkan bahwa Isa
adalah jelmaan Firman Allah.
Meskipun
kasih Allah itu sangat agung dan Dia telah menyadarkan saya untuk
melihat dengan lebih jelas lagi ke dalam Kitab Suci Injil sebagai
Firman Allah yang benar, tetapi saya masih juga belum bersedia untuk
menjadi seorang Kristen. Mengapa? Karena terdapat beberapa perkara di
dalam kepercayaan Kristen yang tidak dapat diterima oleh akal saya,
khususnya kepercayaan terhadap Isa adalah Putera Tuhan. Semenjak
kecil saya telah diajar, dan saya juga mengajar demikian, yaitu:
‘Tuhan
tidak mempunyai anak dan Dia tidak diperanakkan.’
Saya
juga tidak dapat menyatakan dengan jelas bahwa Isa adalah Tuhan
karena saya telah diajar dan saya juga mengajar seperti:
‘TIDAK
ADA TUHAN MELAINKAN ALLAH’
Saya
juga bersikap anti Triniti. Ini tidak berasas kepada hakikat dan
kebenaran tetapi sebaliknya dipengaruhi oleh prasangka yang tidak
sepatutnya. Saya telah mengajar murid-murid saya sedemikian:
‘Kepada
siapapun yang mengatakan Allah itu adalah tiga merupakan orang yang
fasik’
Saya
juga tidak dapat menerima kepercayaan Kristen bahwa Isa benar-benar
mati di atas kayu salib. Jika ‘Isa Al-Masih’ adalah nabi,
penyayang, utusan Tuhan, atau ‘Putera Allah’ sebagaimana orang
Kristen memanggilNya, bagaimana dengan senangnya orang Yahudi yang
telah menyiksaNya dan mengantungNya di atas kayu salib sehingga mati?
Mengapa Tuhan tidak membela Dia, tetapi membiarkan Dia mati di atas
kayu salib? Katakanlah saya mempunyai seorang anak lelaki yang
disiksa, atau digantung di atas kayu salib, sudah pasti saya akan
melawan orang yang menyiksa anak saya itu untuk menyelamatkannya
walau apa pun yang akan terjadi. Bagaimana bisa Allah hilang kuasaNya
terhadap orang Yahudi? Pada saat itu saya benar-benar tidak dapat
menerima hakikat ini.
Dalam
usaha untuk mendapatkan pertolongan untuk keterangan ini, saya
mengunjungi beberapa orang guru dan juga Penginjil dan bertanya
kepada mereka kenapa Isa bergelar Putera Tuhan atau Tuhan dan apa
sebenarnya makna tentang Triniti Tuhan. Saya menyelidiki mengapa Isa
Putera Tuhan telah dikorbankan di atas kayu salib dan disalibkan oleh
orang Yahudi. Saya juga bertanya kepada mereka tentang kenyataan
tentang ‘dosa warisan dari bapa kepada anak’ yang saya anggap
bahwa itu adalah hukuman yang tidak adil dari Tuhan.
Semua
guru yang saya tanya itu menjawab pertanyaan saya dan menerangkannya
dengan mendalam, tetapi pada waktu itu saya tidak dapat menerima
ulasan mereka walaupun mereka telah menerangkannya dengan jelas
sekali. Ini adalah karena perbedaan latar belakang di antara saya
dengan mereka, yang mana seperti teluk yang terpisah jauh di antara
kami. Perbedaan di dalam agama yang tidak dikaji dengan sesungguhnya
untuk mencari maksud yang sama, Pastinya kami mengkaji perbedaan di
antara agama untuk mencari kenyataan yang logis berhubungan dengan
ketidak fahaman. Pada masa itu saya seperti penerima radio dan guru
adalah pembaca berita. Kedua-duanya mempunyai keadaan yang baik,
tetapi oleh karena perbedaan gelombang yang panjang menyebabkan
siarannya dan penerimaan saya jauh berbeda. Penerima tidak dapat
menangkap berita yang sedang disampaikan oleh penyiar. Keterangan
dari guru dan Penginjil itu hanyalah seperti masuk telinga sebelah
kiri dan keluar telinga sebelah kanan. Hati saya tidak tersentuh,
karena saya tidak faham cara perkataan mereka.Guru itu sendiri tidak
memahami dengan jelas kedudukan latar belakang saya sewaktu itu, jadi
keterangannya tidaklah menurut keperluan saya seperti yang saya
harapkan. Ini bukannya berlaku karena keterangan guru itu salah,
tetapi karena perbedaan cara berpikir dan penerangannya, oleh sebab
itulah saya tidak dapat memahami keterangan yang lainnya. Walau
bagaimanapun saya masih berharap. Saya senantiasa yakin, Tuhan akan
menolong saya untuk memilih kebenaran, sudah pasti Dia akan membuka
pintu hati saya dan memberi petunjuk untuk memahami semua masalah
yang menjadi halangan bagi saya.
Saya
senantiasa berdoa kepadaNya:‘Tuhan, aku memohon agar Engkau menunjukkan kebenaranMu kepadaku tentang
perkataan ‘Putera Tuhan’ dan nama ‘Rabbana’ untuk Isa. Aku
juga memohon agar Engkau menunjukkan kepadaku makna Triniti dan
rahasia dibalik penyaliban Al-Masih. Tuhan, Engkau berilah aku
pengertian bahwa Kitab Suci Injil yang sebenarnya adalah dari padaMu,
maka pastilah Engkau akan menerangkan dan menjelaskan yang halangiku
melalui Kitab Suci Injil, yang mana FirmanMu yang benar yang tidak
pernah berubah dari awal hingga sekarang dan untuk selamanya.
sesungguhnya
telah banyak kali Tuhan menolong saya melalui Roh Kudusnya, yang
bekerja di dalam hati saya. Saya akan menerangkan bagaimana Tuhan
menolong saya untuk mengatasi halangan ini.
PERJUANGAN SAYA BERTENTANGAN DENGAN KEADAAN LINGKUNGAN SEKITAR
Meskipun
saya menjadi pasti dan teguh serta yakin tentang kebenaran ini, dan
bersedia untuk menerima Isa sebagai penyelamat peribadi saya, tetapi
saya tidak menjadi Kristen secara resmi, karena kaadaan lingkungan
yang menjadi halangan bagi saya. Ketakutan dan kebimbangan ini
senantiasa menghantui pikiran saya.
Pengalaman
saya menunjukkan bahwa ada banyak orang yang tegas dengan kehendak
mereka untuk menerima Isa sebagai penyelamat mereka, tetapi mereka
sering terseok-seok untuk menentang pengaruh lingkungan mereka,
mungkin karena mereka tidak rela ataupun takut untuk melawan ibu bapa
mereka. Kadang-kadang mereka takut kalau-kalau majikan mereka
memberhentikan kerja mereka karena mereka memeluk Al-Masih. Orang
yang percaya juga akan berselisih faham dengan isteri mereka karena
mereka ingin mengikuti Isa bersama-sama dengannya; ini juga merupakan
rintangan yang menghalangi mereka ketika mengikuti Isa untuk
mempengaruhi hidup dan hati mereka.
Ketakutan
terhadap keadaan lingkungan telah ditunjukkan oleh peringatan Isa,
ditulis dalam Matius
10:34-36.
Dia mengambarkan penderitaan yang mungkin dihadapi oleh setiap orang
yang mau mengikutinya :
‘Jangan
kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk membawa damai di atas bumi;
Aku datang bukan untuk membawa damai, melainkan pedang. Sebab Aku
datang untuk memisahkan orang dari ayahnya, anak perempuan dari
ibunya, menantu perempuan dari ibu mertuanya, dan musuh orang ialah
orang-orang seisi rumahnya’.
Bagaimanapun
mereka yang membuat keputusan untuk mengikuti Isa sebagai Tuhan dan
membiarkan Isa memenuhi hati mereka, segala kebimbangan tidak akan
berkepanjangan. Setiap kebimbangan akan dapat diatasi dengan
pertolongan dari Tuhan. Saya sendiri mempunyai pengalaman dalam
menghadapi tekanan dari lingkungan. Tetapi Tuhan selalu membuka jalan
untuk keluar darinya.
Dari
1961 hingga 1964, saya masih melakukan dua tanggungjawab agama. Saya
sembahyang mengikut cara Islam dan pergi ke masjid pada setiap hari
Jumaat. Saya juga pergi ke gereja pada setiap hari minggu dan pada
hari sabtu saya pergi sembahyang di Gereja Adventis. Tetapi di luar
kenyakinan saya, saya tidak pergi ke gereja. Ini adalah karena untuk
saya belajar tentang kebenaran. Saya juga sering membaca buku-buku
dari orang bukan Kristen yang mengatakan bahwa orang di dalam gereja
menyembah berhala, seperti patung dan gambar. Oleh sebab itu saya
pergi mengunjungi setiap gereja di sekitar Jakarta secara bergiliran,
pada hari minggu. Saya juga mengunjungi lebih dari satu gereja pada
hari minggu, untuk mencari adanya penyembahan patung atau tidak.
Akhirnya,
saya mendapat kesimpulan dan terbukti bahwa kesangsian saya selama
ini sudah terjawab. Setiap gereja yang saya kunjungi tidak terdapat
berhala atau gambar yang untuk disembah.
Semenjak
1964, jiwa saya sebenarnya sudah dipenuhi dengan Roh Tuhan, Roh
Kudus, atau semangat kebenaran. Berawal pada hari itu saya mengambil
keputusan untuk menerima Isa sebagai penyelamat pribadi saya sepenuh
hati saya. Tetapi saya masih lemah. Saya tidak berani untuk
menyatakan kenyakinan saya secara terbuka. Saya masih menyimpan
ke-Kristenan saya secara rahasia. Saya mengunjungi gereja Kristen di
Kwitang Indonesia untuk pertama kali saya bertanya tentang
pembaptisan secara rahasia, saya tidak mau hal ini diketahui oleh
famili ataupun isteri saya. Saya tidak tahu siapa yang menjaga gereja
itu, tetapi permintaan saya ditolak, tidak boleh dibaptiskan secara
rahasia.
Beberapa
minggu kemudian, dengan hasrat yang sama yang seringkali
berputar-putar di dalam pikiran saya, saya pergi untuk bertemu dengan
Rev.J.Sapulete, dekat gereja Bethel di Jatinegara. Dia bersedia untuk
membaptis saya, tetapi dengan satu syarat bahwa saya harus membawa
dua atau tiga tetanga Kristen, yang bisa membimbing pertumbuhan
keimanan saya supaya saya dapat hidup secara Kristen. Saya tidak
dapat menerima syarat ini, saya masih lagi tidak mau mengumumkannya
di khalayak ramai bahwa saya seorang Kristen. Ini bersumber dari
pengaruh lingkungan, terutama keluarga saya. Saya merasa risau jika
mereka akan menentang dan menganiaya sanak keluarga saya. Saya juga
takut untuk menanyakan pada isteri saya agar mengikuti saya pergi ke
gereja. Saya takut jika isteri saya akan menuntut saya ke Kantor
Urusan Agama untuk bercerai. Saya sangat takut untuk berhadapan
dengan proses perceraian. Sebab itu saya mau menerima Isa secara
rahasia. Tetapi jiwa saya tidak setuju, saya tidak ada keraguan
apapun tentang penerimaan Isa.
Oleh
itu saya tidak lagi melakukan dua tanggungjawab keagamaan. Saya hanya
pergi ke gereja. Tetapi ketakutan masih juga berkelanjutan dan
kebimbangan mengenai reaksi keluarga saya. Saya tidak tahu bagaimana
untuk mengatasinya. Saya tidak jumpai siapapun untuk meminta nasehat
bagi masalah saya ini. Pada masa itu saya rasakan bahwa perjuangan
saya betul-betul sedang diuji.
Walau
bagaimanapun Tuhan memberi waktu untuk membantu mengatasi masalah
saya ini. Dahulunya saya menggangap jika saya berbicara dengan isteri
saya tentang hal ini dan keluar Islam dan seterusnya memeluk Kristen
akan menyebabkan masalah kepada kami. Tetapi Tuhan sangat baik hati,
membuka pintu kebenarannya kepada isteri saya sendiri. Dia merasa
aman melalui cahaya dan kecantikan pohon Natal yang mana pada saat
itu bercahaya dengan terang di kebanyakkan rumah orang Kristen. Hal
ini menjadi tanda kepadanya bagaimana indahnya kehidupan di dalam
keluarga Kristen. Dia merasa nyaman dengan lagu-lagu Kristen dan
hangat serta bercahaya dengan semangat Natal.
Untuk
menjelaskan perasaannya, dia dan seorang anak perempuan saya datang
kepada saya, untuk memberitahu saya tentang keinginan yang kuat untuk
menjadi seorang Kristen. Ini adalah peluang yang sedang saya
nanti-nantikan! Pada hari berikutnya setelah Natal, saya berjumpa
dengan Rev.J.Sapulete untuk kali kedua, bertanya kepadanya bahwa saya
dan keluarga saya mau dibaptiskan dan menerima Isa sebagai Tuhan
kami. Permintaan saya diperkenankan dengan segera dan kami-yakni
saya, isteri saya dan tujuh orang anak kami telah dibaptiskan pada 26
Des 1969 oleh Rev.J.Sapulete, di gereja Bethel Jemaat GPIB. Satu
minggu kemudian anak lelaki saya juga mengikuti kami. Dia juga sering
pergi ke gereja secara rahasia, karena dia takut saya mendapat tahu.
Saya sendiri pergi ke gereja secara rahasia juga, sebab saya takut
isteri-isteri sanak keluarga saya telah menjadi pengikut-pengikut
‘Isa dan kerena itu mempengaruhi hati kami.
Anugerah Berkat Tuhan yang Berkelimpahan
Anugerah Berkat Tuhan yang Berkelimpahan
Setelah
saya dan keluarga saya dibaptiskan pada 26 Disember 1969, sukacita
dan kegembiraan seluruh isi rumah saya telah berubah. Kami menerima
terlalu banyak berkat-berkat Tuhan yang dicurahkan dalam hidup kami.
Paulus
berkata : ‘Jadi
siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama
sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang’.
(2
Kor 5:17)
Apabila
seseorang menerima Al-Masih ‘Isa sebagai penyelamatnya, Tuhan akan
mengubah kehidupannya. Bayangan Kristus akan menjadi naungannya.
Al-kitab berkata: ‘Tuhan mencipta manusia berdasarkan
gambarnya’(Kej
1:27).
Kehidupan baru ini akan dimulai dengan sukacita yang baru, kasih dan
keinginan yang berbeda. Apa yang dahulunya dia kasihi, kini dia
benci, dan apa yang dahulunya dia benci, kini berubah menjadi
dikasihi. Kehidupannya telah berubah. Perubahan ini sangat mencolok,
dan dapat dilihat oleh orang di sekelilingnya. Jalan kehidupannya
akan berubah, dan perubahan ini akan dibawa dalam setiap perkataan
yang dia ucapkan. Betapa hebatnya!
Saya
mempunyai pengalaman dalam perubahan ini dan mereka dapat rasakan
dalam kehidupan kami sekeluarga. Jiwa pemarah sudah lenyap dan
berubah menjadi kasih. Dalam kehidupan kerohanian, kami merasa aman
dan gembira. Kami tidak merasa ragu-ragu dan jiwa kami terjamin dan
penuh dengan sukacita.Bahkan di dalam kehidupan seharian, kami
mendapat berkat yang berkelimpahan. Ini adalah pengalaman yang
membuktikan kebenaran janji Tuhan bahwa telah digenapi oleh ‘Isa
Al-Masih, utusanNya.
Dan
pada hari terakhir, yaitu pada puncak perayaan itu, Yesus berdiri dan
berseru: ‘Barangsiapa haus, baiklah ia datang kepada-Ku dan minum!
Barangsiapa percaya kepada-Ku, seperti yang dikatakan oleh Kitab
Suci: Dari dalam hatinya akan mengalir aliran-aliran air hidup’.(Yoh
7:37-38)
Perubahan
di dalam kehidupan isi rumah kami sangat mencolok dan terjadi dengan
pantas di mana kami menjadi ejekan. Tetangga, kerabat dan sanak
saudara berpendapat bahwa kami telah menerima bantuan dari gereja
sebagai balasan karena menjadi Kristen. Orang banyak mengutuk kami
dengan berkata: ’Jika kamu ingin menjadi kaya dengan cepat, ikutlah
cara en.Ambrie dan menjadi Kristen dan kamu akan mendapat
berjuta-juta rupiah dari gereja’.
Mereka
menyangka bahwa kehidupan kami diberkati melalui pemberian dari
gereja sebagai sogokan karena menjadi Kristen. Tidak, bukan karena
itu! Kami tidak menerima bantuan apapun dari gereja atau dari
siapapun sebagai balasan karena kami menerima Kristus. Kami tidak
menerima duit, harta benda atau janji peluang pekerjaan walau hanya
satu senpun. Sesungguhnya berkatan kehidupan kami pada saat itu
hanyalah melalui kemurahan hati Tuhan. Ini adalah janji Tuhan bahwa
semua orang yang mempercayainya akan memperolehi berkat yang
berkelimpahan.
Tahun-tahun yang tidak aktif
Saya
menjadi Kristen yang tidak aktif berawal pada tahun 1970-1972. Saya
sibuk mengendalikan urusan dagang saya dan membantu keluarga saya.
Saya hanya pergi ke gereja pada hari Ahad dan membaca Al-kitab bila
saya ada waktu. Tuhan menyalahkan saya karena bersikap demikian. Saya
merasa sangat jelas ketika pada waktu itu Tuhan memberi peringatan
kepada saya: ‘Jika kamu mau menjadi Kristen, tidaklah cukup hanya
dengan bersikap pasif. KeKeristenan tidak akan berkembang jika kamu
hanya duduk saja. Bersukacitalah dengan berkat Tuhan yang melimpahi
hidup kamu. Sebagai orang Kristen yaitu pengikut Kristus, kamu harus
bangun dan memberikan kesaksian kamu dengan jelas mengenai Al-kitab
sebagaimana Kristus telah memerintahkannya di dalam Matius
28:19-20
Bagaimana
saya hendak memulai dalam memberikan kesaksian secara terbuka dan
memberitahu tentang Al-Kitab dengan cara paling mudah difahami?
Memang saya ingin melakukannya, tetapi saya tidak tahu bagaimana cara
hendak memulainya.Untuk hal ini Tuhan telah membuka
jalannya, dan ini adalah jalan yang bagaimana Tuhan tunjukkan;
Suatu
hari teman baik saya datang dari Banjarmasin untuk menghabiskan waktu
malamnya bersama kami. Dia adalah teman yang sebenarnya mengikut arti
perkataan. Dia tetap berdiri bersama dengan saya dalam kaadaan susah
ataupun senang. Ketika penangkapan dilakukan oleh serdadu-serdadu
Belanda, kami selalu berjumpa antara satu sama lain di dalam penjara
ataupun di dalam kemah tahanan.
Kami
menyambutnya seperti biasa, di dalam rumah kami tidak terdapat tanda
mencolok yang menunjukkan bahwa kami telah memeluk agama Kristen.
Ketika dia mengucapkan ‘Assalamualaikum’,
dan kami menjawab‘waalaikumussalam’.
Teman baik saya ini telah mendengar dari tetangga-tetangga bahwa saya
telah memeluk Kristen. Dia menerangkan bahwa hal ini tidak mungkin
terjadi, dan telah menyakinkan kepada tetangga saya tentang ini. Dia
memberitahu mereka,’ Sudah lama saya kenal teman saya Hamran
Ambrie, bukan saja di Jakarta bahkan di Banjarmasin juga. Dia
bukanlah seperti kebanyakan Muslim yang lain, dia sangat fanatik
tentang keimanannya. Di dalam wilayah dia dikenal sebagai pejuang
tentera Muslim,
dia adalah seorang anti-Kristen, seorang dari pemimpim Muhammadiyah,
jurnalistik Muslim dan guru Islam yang terkenal di kota dan di timur
Kalimantan. Lebih-lebih lagi di kongres Islam di seluruh Kalimantan
dalam Amuntai 1947, Hamran Ambrie adalah merupakan salah seorang
pendirinya. Di dalam militer Indonesia, dia menjadi ketua guru-guru
Muslim dalam pasukan tentara di Banjarmasin. Jadi saya yakin bahwa
Hamran Ambrie tidak begitu mudah untuk mengubah agama Islamnya pada
agama Kristen.’
Tetapi
tetangga saya telah menyakinkan dia bahwa untuk beberapa tahun ini,
orang di dalam kampung saya telah biasa melihat saya pergi ke gereja
lazimnya dan menyiapkan pohon Natal pada hari Natal. Mereka
memberitahu dia supaya bertanya kepada saya secara terus terang untuk
mendapatkan kepastian selanjutnya.
Jadi
dengan segera dia datang ke rumah saya untuk berkunjung, dan langsung
bertanya kepada saya mengenai kabar yang mengatakan saya menjadi
Kristen itu benar atau tidak? Saya menjawab pertanyaan itu tanpa
sedikitpun keraguan: ‘Ya, itu adalah benar dan saya serta seluruh
keluarga saya telah dibaptiskan’.
Mendengar
jawaban saya dia menangis terisak-isak. Dia meminta maaf karena dia
sangat menyesal datang ke tempat itu. Tetapi dia tidak berbuat
apa-apa dan berdiri keheranan untuk beberapa saat. Setelah dia
kembali ke Banjarmasin, dia memberitahu orang lain, khususnya teman
baik saya tentang pemelukan agama saya kepada Kristen.
Berita
tentang kejadian ini telah dimasukkan di dalam surat kabar harian
UTAMA yang diterbitkan di Banjarmasin oleh teman baik saya yang lain,
yang merupakan seorang jurnalis Muslim.Dalam tajuk utama H.Arsyad
Maran menulis :
PELOPOR TERKENAL GERAKAN MENJADI KRISTEN
Pelopor
terkenal Muhammadiyah jaman 30-an, dia juga merupakan salah seorang
ketua editor JIHAD. Js Antemas menulis diantaranya:
PERTUKARAN AGAMA PELOPOR MUHAMMADIYAH PADA KRISTEN
Satu berita yang mengemparkan!
Pemberita
IAIN Arthum Artha berharap: ’kami harap berita ini tidak benar,
kepercayaan Hamran Ambrie, pelopor kemerdekaan masih dipertanyakan’.
Orang
Muslim di Banjarmasin juga memberi sambutan yang kurang menyenangkan
terhadap berita ini : ’Masalah ekonomi baru-baru ini telah membuat
seseorang beralih agama’. Nama orang muslim ini tidak dinyatakan.
Bahkan
Universitas IAIN Antasari juga memberi respon terhadap berita
perubahan agama saya ini. Sementara itu pengurus PMW (Muhammadiyah)
di Banjarmasin mencoba untuk menyangkal bahwa saya adalah pelopor
Muhammadiyah, namun memberitahu bahwa saya hanya sebagai pejuang
Islam.
Semua
berita tentang keKristenan saya yang telah diterbitkan di dalam surat
kabar bertujuan untuk membuat saya merasa malu, dan di balik itu
mereka mengharap agar saya kembali kepada Islam. Tetapi kehendak
mereka berbeda dengan kehendak Tuhan. Allah mengunakan mereka sebagai
satu cara untuk membangun iman saya supaya menjadi seorang pengikut
‘Isa yang kuat imannya dan memberi kesaksian tentang hakikat ‘Isa
Al-Masih adalah Tuhan.
Hampir
dua bulan peristiwa ‘pertukaran
saya menjadi Kristen’ menjadi
tajuk perbincangan umum dan tajuk utama di dalam surat kabar Harian
UTAMA di Banjarmasin. Saya mendapat berita bahwa pertumpahan darah
juga hampir terjadi. Sesetengah dari teman saya menganggap bahwa
berita ini adalah suatu fitnah dan bersedia untuk menyerang para
penulis. Untunglah dengan segera saya menulis ‘surat terbuka’
-pernyataan saya sendiri mengenai pengakuan tersebut – kepada surat
kabar harian UTAMA di Banjarmasin, yang diterbitkan seperti di bawah
:
SURAT
TERBUKA
Untuk Pembaca harian UTAMA
Untuk Pembaca harian UTAMA
Assalamualaikum
kepada Tuan :
kepada Tuan :
Saya
dengan ini memberitahu bahwa berita itu benar adanya dan saya
sekarang menjadi pengikut agama Kristen Protestant dan saya telah
beralih semenjak 1964.
Berita
di dalam surat kabar itu sangat menarik karena ini mengambarkan saya
sebagai pelopor Islam atau pejuang kepada kebebasan.
Saya berterima kasih kepada semua respon dan penghargaan itu, yang mana teman saya telah menunjukkannya kepada saya. Walaupun hingga saat ini, saya tidak pernah merasa dan tidak pernah mengumumkan diri saya sebagai pelopor Islam ataupun pejuang kebebasan. Jika waktu yang lalu saya melibatkan diri dalam perjuangan sebagai penulis oleh teman saya, Ini tidak lebih daripada tanggungjawab seorang anak terhadap ibu pertiwinya. Dengan itu saya menjadi pengikut dan tidak bertanya akan gelar apapun pada jabatan tersebut, apakah itu sebagai veteran maupun sebagai penggagas kemerdekaan. Saya hanyalah melakukan tanggungjawab saya saja.
Terima
kasih kepada semua teman saya, khususnya H.Arsyad Maran (saya tidak
menerima surat anda), JS.Antenas dan Arthum Artha dan penulis yang
menulis surat kepada saya sebagai satu kewajiban. Tidak ada apapun
pada surat anda yang dapat saya sangkal atau memberi respon yang
bertentangan melainkan pembenaran. Saya tidak pernah meminta bentuk
gelar apapun sebagai tanda bagi penggagas kemerdekaan.
Kepada
Arthum Artha, saya ada mengantarkan ‘nota keimanan’ yang menjadi
asas kepada saya dalam ketaatan saya kepada agama Kristen Protestant.
Apa
pun yang terjadi teman tetap teman dan hubungan persahabatan yang
baik tidak boleh diputuskan.
Terima
kasih kepada kamu semua karena mengambil perhatian tentang hal ini.
Yang
Benar,
Hamran Ambrie
Hamran Ambrie
6
Mei 1972, Jakarta.
DIMULAINYA MEMBERIKAN KESAKSIAN DALAM KEHIDUPAN KRISTEN SECARA AKTIF
Setelah penerbitan ‘surat terbuka’ di atas, banyak surat yang diterima dari teman-teman saya di Banjarmasin dan Hulu Sungai, semuanya dalam nada penyesalan, disertai dengan nasehat dan peringatan daripada ayat Al-Quran. Juga terdapat surat yang menanyakan tentang peristiwa-peristiwa susulan yang telah membimbing saya sehingga saya memeluk Al-Masih ‘Isa serta Injil-Nya.
Ini
adalah permulaan bagi saya untuk bangun dan memberi kesaksian saya
dengan jelas. Pertama saya membalas setiap surat secara peribadi
dengan mesin ketik. Setiap surat disertai dengan keterangan yaitu
-’nota keimanan’. Hal ini menjadi lebih serius, jadi saya
menerbitkan satu tulisan tentang ‘TUHAN
ALLAH, AL-MASIH ‘ISA DAN ROH KUDUS’ yang
telah dicetak. Edisi selanjutnya yang telah diterbitkan adalah
tentang‘KRISTOLOGI
DAN AJARAN KEESAAN TUHAN’,
yang telah disempurnakan pada tahun 1973. Dampaknya banyak surat
dalam bentuk pertanyaan dan simpati diterima, dan terdapat juga surat
di dalam bentuk perbincangan dalam mencari kebenaran.
Lebih-lebih
lagi terdapat beberapa majalah Islam yang telah diterbitkan di Jawa
yang menyerang kepercayaan saya. Oleh karena rencana itu, banyak lagi
surat yang telah dikirimkan kepada saya. Surat-surat yang saya terima
datang dari seluruh pelosok di Indonesia termasuk Banjarmasin dan
dari kawasan Islam di Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur dan juga
dari Sumatera yakni Palembang, Medan, Padang, Aceeh, bahkan juga dari
negara luar – Arab dan Malaysia.
Ini
adalah petunjuk dari Tuhan bahwa saya harus berdiri teguh dan memberi
kesaksian bagaimana awalnya hidup baru saya.
Hubungan
ini berlanjutan lebih dari enam bulan. Pelbagai masalah tentang
Kristen telah dibicarakan. Beberapa pertanyaan dan juga jawaban, saya
telah menyusunnya di dalam buku dan menerbitkannya sebagai
dokumentari kebenaran :
- Perbincangan dengan H.M. Yoesoef Sou’yb, penulis Muslim dari Medan (Penolongkepada Editor Majalah Kiblat di Jakarta)
- Perbincangan dengan Samudi, (Guru agama Islam di Salatiga)
- Perbincangan dengan Imam Musa Projosiswoyo, (editor Majalah studi Islam di Jakarta)
- Perbincangan dengan Wahyono Hadi (Darul Kutubil Islamiyah Jakarta)
- Perbincangan dengan Ali Ya’kub Matondang, (Pelajar Islam di Cairo,Arab)
- Perbincangan dengan A.Hasan Tao, (Penceramah Jemaat Islam Ahmadiyah Indonesia di Denpasar Bali)
- Perbincangan dengan Ezif Fahmi dan lain-lain (Kumpulan Pelajar Islam di Surabaya)
- Perbincangan dengan M.A.Fadly, (Ketua Masjid Agung, Masjid tengah, Cimahi-Bandung)
Hingga
pada tahun 1979, saya membalas hampir
ribuan surat kepada
saudara-saudara yang berketurunan Muslim yang
datang dari semua bagian dan seluruh pelosok Republik Indonesia.
Setiap hari kedatangan surat ini telah mengasah saya. Mereka
menunjukkan bahwa penulis memandang ke arah kebenaran, dan mereka
merasa berpuashati setelah saya memberi keterangan kepada mereka.
Puji Tuhan Alhamdullillah! Bahkan terdapat sebagian daripada mereka
yang datang mengunjungi saya secara peribadi.
Saya
lihat betapa banyaknya perhatian yang telah diberikan terhadap
‘pertukaran saya’ dan untuk mencari kebenaran, untuk itu saya
mengatur waktu khusus untuk pengunjung-pengunjung guna perundingan
tentang kepercayaan dan kebenaran Nasrani Kristen, yaitu setiap hari
Selasa, Khamis dan Sabtu, yang mulai dari pagi hingga ke petang.
Puji
Tuhan untuk semua ini, Dia mengunakan saya sebagai jalan perantara
dan alat-Nya untuk menerangkan kebenaran di dalam Al-Kitab dan Injil
bahwa ‘Isa Al-Masih itu adalah Tuhan, khususnya untuk
saudara-saudara Muslim saya, dengan harapan bahwa mereka akan
memahami Al-Masih ‘Isa dan InjilNya denngan benar.
Diluar
jawaban dan pertanyaan serta penyangkalan ini, saya merasa bahwa
ketidak-fahaman dan banyak salah tafsir terhadap Al-Kitab, Kitab Suci
Injil dan Al-Masih ‘Isa yang dari Tuhan akan segera dapat
dibenarkan dengan penjelasan yang terang dan berwibawa.
BERAWALNYA PELAYANAN DI LUAR
Semenjak
1973 hingga Februari 1978, saya memberi kesaksian saya hanya di atas
meja saya saja, dengan membalas surat-surat yang menanyakan tentang
keKristenan. Saya menerbitkan jawaban untuk surat-surat ini sebagai
dokumentari kebenaran.
Tetapi
di dalam bulan Februari 1978 saya berdoa: ’Oh
Tuhan, tolong berikan pergerakkan-Mu dalam bidang yang baru, karena
bidang saya ini yang cuma berbincang melalui surat seperti
sudah hampir kekeringan’. Berdoa
untuk ini, saya selanjutnya mendapat jawaban di dalam hati saya bahwa
keesokan harinya saya harus keluar dari rumah saya, dan dari sana
saya akan mencari bidang baru.
Pada
awal pagi keesokan harinya, saya keluar dari rumah saya tanpa
mengetahui jalan mana yang harus saya ambil. Saat saya sampai di
jalan utama, saya berdoa kepada Tuhan agar Dia menunjukkan arah jalan
mana yang patut saya ambil. Jiwa saya memberitahu saya bahwa saya
harus pergi ke utara. Oleh karena saya tidak tahu arah sebenarnya,
saya cuma berjalan keluar. Saya tidak mengunakan kendaraan apapun,
mobil ataupun bis. Ketika saya sampai di depan kantor Institut
Al-Kitab di Indonesia, Tuhan memberitahu saya agar saya masuk ke
kantor itu. Saya merasa ragu-ragu karena saya tidak kenal siapapun.
Disana ada Rev.B.Probowinito, tetapi dia sudah pindah ke Salatiga. Saat ini jika saya masuk ke kantor itu, dengan siapa saya harus berbicara, dan apa yang harus saya katakan? Tetapi jiwa saya mendesak saya supaya saya masuk ke dalam kantor itu, lalu saya masuk ke dalam kantor itu.
Disana ada Rev.B.Probowinito, tetapi dia sudah pindah ke Salatiga. Saat ini jika saya masuk ke kantor itu, dengan siapa saya harus berbicara, dan apa yang harus saya katakan? Tetapi jiwa saya mendesak saya supaya saya masuk ke dalam kantor itu, lalu saya masuk ke dalam kantor itu.
Salah
seorang teman melihat saya masuk ke kantor itu dan mengenali saya,
dan tiba-tiba dia memanggil saya: ’En. Ambrie, Puji Tuhan, petunjuk
apa! Setiap orang ingin berjumpa dengan kamu’. Dengan segera kami
membuka obrolan kami. Kemudian saya berjumpa dengan
Rev.M.K.Tjakraatmadja, yang telah mendengar tentang saya dan ingin
berjumpa dengan saya. Saya telah diberkati dengan pertukaran ini.
Mereka ingin mendukung kerja-kerja penulisan saya.
Saya
kagum jika ini adalah cara/ bidang baru tetapi mengambil keputusan
bahwa ini adalah bukan. Saya ingin pulang ke rumah tetapi jiwa saya
mendesak saya supaya meneruskan perjalanan saya ke utara. Saya
berjalan hingga saya berdiri di depan kantor Krsangat V. Jiwa saya
memberitahu agar saya masuk dan berjumpa dengan Rev.Dr. Ais
M.O.Pormes.Saya kagum bagaimana mungkin saya bisa berbicara dengan
Rev. Pormes, sedangkan saya tidak kenal dia dengan baik dan saya
tidak termasuk dalam organisasinya. Kami pernah bertemu sebelum ini,
tetapi sudah tiga tahun yang lalu. Tetapi Roh Kudus berbisik dihati
saya, saya terus masuk ke dalam Krsangat V. Sebelum saya masuk ke
kantor itu, saya masih juga dalam keraguan. Sebelumnya, Rumah ini
penuh dengan hamba Tuhan, tetapi sekarang agak sepi. Barangkali
Rev.Pormes sudah pindah. Bagaimana pun Rev.Pormes melihat saya, dia
datang ke depan pintu untuk menjemput saya, dan berkata:’ Wahai
En. Ambrie! Sebenarnya semenjak kemarin, saya banyak berpikir tentang
kamu dan ingin berjumpa dengan kamu di sana karena saya ada sesuatu
untuk dibicarakan dengan kamu. Saya mengharapkan kamu, mungkin kita
bisa bekerjasama satu sama lain’. Saya hampir terkejut! Bagaimana
bisa Rev.Pormes mengingat saya? Kami tidak pernah berkenalan secara
mendalam sebelumnya. Tetapi saya teringat doa saya pada hari yang
lalu. Mungkin Roh Tuhan yang memimpin diri saya untuk masuk ke bidang
baru di sini.
Dalam
pembicaraan itu terdapat beberapa perkara yang menyegarkan hati saya
dan perasaan saya.Rev. Ais Pormes mengharap saya agar saya bekerja
bersama dengannya di dalam melayani Tuhan. Juga dia memperhatikan
tentang kesehatan saya yang mana pada waktu itu tidak seberapa baik.
Akhirnya
Rev. Pormes memberitahu saya untuk mengambil suratnya yang datang dari
M.K. Sinaga, ketua Bumi Asih di Jalan 4, Solo. Saya melihat surat itu
dan memegangnya. Dari rumah K.M.Sinaga, saya meminta untuk pergi ke
Hotel Indonesia pada hari Jumaat, dan dia berkata bahwa beberapa guru
di sana ingin berjumpa dan berkenalan dengan saya.
Pada
pagi Jumaat, 24 Feb 1978, saya pergi ke Hotel Indonesia, untuk
pertemuan persekutuan doa yang diadakan oleh pengusaha Kristen di
Jakarta, yang dikenal dengan nama ‘C.B.M.C’
Saya
seolah olah sudah diperkenalkan kepada mereka dan mereka telah
mengetahui nama saya sebelum ini dan mereka ingin berjumpa dengan
saya secara peribadi pada hari itu. Bermula pada hari itu saya
dijemput untuk kebaktian dalam beberapa persekutuan di rumah, yang
mana telah mendorong saya untuk bekerjasama dengan pelayanan gereja.
Saya telah memberikan kesaksian saya pada semua gereja di sekitar
Jakarta dan Bandung. Hingga ini sekarang saya membuat pelayanan di
luar Jakarta juga, mengunjungi selatan Kalimantan, (Banjarmasin,
Amuntai), dan Kalimantan tengah, (Palangkaraya), Jawa Timur,(Surabaya
dan Malang), Bandung dan lain-lainnya.
Ini
merupakan jalan dan bidang baru bagi saya. Saya meneruskan pelayanan
saya dengan penuh kepercayaan, mengkabarkan utusan Kitab Suci Injil
Al-Masih melalui pelbagai macam persekutuan dan kesaksian yang
berbeda.
Walaupun
sekarang saya telah mendapat bidang baru dalam bentuk pelayanan di
luar rumah saya, pembicaraan melalui surat tidak pernah berhenti
bahkan semakin bertambah.Puji Tuhan! Semua surat itu telah
memberkati saya dan saya dapat menjawab pelbagai jenis pertanyaan
dengan sangat berhasil!
TUHAN MEMPERLUAS PELAYANAN SAYA
Pada
13 Mei 1979, dengan jemputan para penulis, saya diminta untuk
menyampaikan ceramah di Masjid Darussalam, Jln Batanghari, Jakarta,
Di hadapan perkumpulan pemuda-pemuda Muslim yang terlibat dengan
Lembaga Pengajian Islam Al-Furqan. Thema pembicaraannya ialah : ‘Isa
Al-Masih adalah Tuhan’.
Ketua perdebatan itu adalah Drs. Abunyamin Roham dan Sany Ardi. Para
hadirin yang menghadiri dialog tersebut sekitar 100 orang, yang
terdiri dari pelajar dan juga guru-guru Islam. Hanya saya sendirian
yang datang untuk memberikan jawaban. Dialog ini berakhir dengan
keadaan yang baik. Dialog persahabatan ini diakhiri dengan berjabat
tangan.
Pada
22 Juli 1979, ceramah ini disambung antara saya dengan beberapa
pemimpim Islam dari majelis Ulama (Muslem Theologian Counsil). Thema
pembicarannya adalah ‘Kekuasaan
Tuhan-satu dalam Triniti?’.
Terdiri dari 10 orang yang mengikuti perdebatan itu, diantaranya
adalah Professor Dr. H.M. Rasyidi, Drs. Bunyamin Rohan, Dr. Tagor dan
Dr. Asmuni. Moderatornya adalah Dr. Marmansyah Rahman. Yang turut
menghadiri sekitar 150 orang yang terdiri dari pemimpin-pemimpin dan
guru-guru Islam, dan juga para cendikiawan.
Dua
bulan setelah 15 Agustus, saya pergi mengunjungi beberapa tempat di
luar kawasan Jakarta, di Barat dan juga Timur Jawa. Pada 1 September,
saya berkesempatan memimpin pelayanan Injili dan Kitabiah serta
berkunjung ke Menado, Unjung Pandang, Tanah Toraja, Palopo,
Balikpapan, Banjarmasin dan juga Kapuas, sambil memberikan kesaksian
saya.
PENUTUP
Penyelamatan
sangatlah penting untuk setiap orang. Penyelamatan untuk diri
sendiri, penyelamatan untuk keluarga, keselamatan harta benda dan
berbagai jenis keselamatan yang lainnya. Semuanya ini telah menjadi
sasaran utama di dalam kesejahteraan kehidupan.
Seseorang
yang beragama, penyelamatan adalah tidak terbatas hanya pada
kehidupan duniawi saja, ini meliputi juga keselamatan Rohnya dari
pengaruh dosa kepada kebebasan. Penyelamatan Rohnya berhubungan erat
dengan hakikat kasih-sayang, yang mana merupakan dasar kehidupan
Syurgawi.
Katakan
Adam dan Hawa tidak terjerumus ke dalam lembah dosa, manusia masih
mempunyai kehidupan yang kekal. Tetapi oleh karena akibat-akibat dosa
yang menyusul dari Adam dan Hawa, yang telah melanggar larangan
Tuhan, maka manusia Adam dan Hawa telah tersisih dari peluang mereka
untuk kehidupan kekal dan terjerumus ke dalam lembah yang
mengakibatkan terpisahnya dari kesejahteraan ilahi. Batas akhir untuk
keadaan ini adalah kematian dan maut
‘Isa
Al-Masih pernah bersabda :‘Aku
datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala
kelimpahan’. (Yoh
10:10b)
‘Ajarkan
mereka mentaati semua yang sudah Kuperintahkan kepadamu. Dan ingatlah
Aku akan selalu menyertai kalian sampai akhir zaman’. (Mat
28:20)
Malaikat
memberitahu pengikut Al-Masih ‘Isa:
dan
berkata kepada mereka: ‘Hai orang-orang Galilea, mengapakah kamu
berdiri melihat ke langit? Yesus ini, yang terangkat ke sorga
meninggalkan kamu, akan datang kembali dengan cara yang sama seperti
kamu melihat Dia naik ke sorga’. (Kis
1:11)
Dalam
satu perkara Al-Masih ‘Isa sendiri berkata:
‘Pada
waktu itu orang akan melihat Anak Manusia datang dalam awan dengan
segala kekuasaan dan kemuliaan-Nya’. (Luk
21:27)
Kedatangan
kedua ‘Isa Al-Masih bukan saja diberitahukan di dalam Al-Kitab,
malah kebenaran ini didukung dan dipercayai juga oleh kaum Muslim
sebagaimana yang kita baca di dalam Hadith Sahih Muslim, di dalam
rujukan 127, terdapat kenyataan tentang kedatangan Al-Masih ‘Isa
sebagai Hakim yang adil dan benar.
Terdapat
4 janji yang akan menyusul bagi anak-anak Tuhan:
- Kehidupan kekal di Syurga dan kehidupan yang lebih mulia dari pada Adam dan Hawa yang merupakan ciptaan asalNya. Dalam usaha untuk mendapatkan kehidupan yang kekal dan keselamatan di Syurga, manusia harus percaya kepada ‘Isa Al-Masih dan menjadi pengikut yang taat serta dibaptiskan.
- Kehidupan sepenuhnya, Roh, fisik seperti keperluan material, diperoleh dalam bentuk anugerah kerahmat dari Syurga.
- Pengikut Al-Masih ‘Isa tidak akan kekurangan sesuatupun tetapi akan senantiasa penuhi dengan berkelimpahan.
- Roh Allah atau Roh Kudus akan senantiasa kekalan dalam setiap orang yang mengaku Kristus, dan menjadi pengikut setiaNya, selama-lamanya hingga ke Hari Kiamat.
Oleh
sebab itulah yang mendorong saya untuk menghimbau kepada Anda, Para
pembaca yang dikasihi :
Buatlah
keputusan anda sekarang! Ambil keputusan untuk menerima janjiNya dan
bersedia untuk diselamatkan. Terimalah Rohul-Kudus ‘Isa Al-Masih di
dalam hati anda dengan iman, jadilah kehidupan baru, anda akan
senantiasa terjamin dan damai sejahtera di dalamNya. Jadi kita boleh
hidup bersama-sama dengan Tuhan untuk selama-lamanya.
Jangan
lepaskan peluang ini. Jangan tunggu hingga esok. Lakukan apa yang
patut anda lakukan hari ini. Esok mungkin sudah terlambat. Pintu
bertaubat mungkin akan ditutup dan anda akan hidup dalam penyesalan
dan menanggung penderitaan untuk selama-lamanya. Datang dengan hati
yang benar, dan terimalah ‘Isa Al-Masih sebagai Rabbi anda dan
Penyelamat pribadi anda supaya anda boleh memasuki
pintu keselamatan di
Syurga untuk selama-lamanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar