Video Saat Saat Ledakan Bom Natal Tahun 2000 di Gereja Bethany Batam
Tidak seperti biasa pada tahun-tahun sebelumnya kami merayakan Natal dibulan Nopember dan diselenggarakan ditempat terbuka yang biasanya dipadatisekitar 1000 jemaat. Kali ini tempat yang sama tidak dapat digunakan, satu-satunya altenatif hanyalah 'Carnaval Mall' berkapasitas 1500 kursi, dimana selama ini ibadah raya kami selenggarakan. Mengantisipasi keterbatasan kapasitas gedung, kami memilih tgl 24 Desember dengan pertimbangan setiap gereja ada kebaktian, sehingga jemaat tidak terkonsentrasi di kebaktian kami, itu pun kami terpaksa memaksimalkan kapasitas menjadi 2000 kursi dan menyelenggarakan dlm dua sesi yaitu : pk 17.00 - pk 19.30 dan pk 20.00 - pk 22.30. An Unexpected Christmas Gift.
Seperti yg
diperhitungkan ibadah pertama penuh sesak dan berakhir dgn baik, ternyata kami
kurang memperhitungkan selisih waktu yg singkat sehingga arus jemaat keluar dan
yang sudah menanti masuk membuat para Usher kewalahan. Nampaknya situasi itu
dimanfaatkan dengan baik oleh para 'pembunuh' itu untuk menyusupkan 3 bingkisan
maut itu. Dua buah diletakan 2 meter dari pintu dan hanya berjarak 50 cm dari
deretan kursi yg dipadati jemaat. Dekat pintu inilah tempat ideal para ibu
memarkir kereta-kereta bayinya. Yang ketiga dengan daya ledak amat tinggi dalam
sebuah 'travel bag' diletakan tepat dibawah kursi ditengah ruangan. Dengan
penuh perhatian jemaat mengikuti acara demi acara.
Journey Through
The Valley Of Death
Waktu menunjukan kira-kira pk 21.00, terlihat 3 orang pria berdiri
dari kursi yg saling berjauhan dan meninggalkan ruangan. Para Usher tidak
menaruh curiga sedikitpun," Mungkin mereka ke WC ", pikir mereka.
Melihat ada yang keluar beberapa ibu mendapat peluang menggendong bayi mereka
dan berjalan keluar mencari udara segar sambil menidurkan bayinya. Kurang dari
10 menit setelah itu, tiba-tiba sebuah dentuman menggelegar, belum sempat sadar
apa yang terjadi, selang beberapa detik disusul dentuman berikutnya yang lebih
keras. Keduanya berasal dari arah pintu. Lidah api setinggi 5 meter bercampur
asap amat tebal menyembur keatas dan ketengah jemaat. Ruangan gelap pekat, bau
mesiu sangat menyengat, jeritan histeris ribuan jemaat bercampur baur, tidak
dapat dibedakan antara jeritan doa, ketakutan, bahasa lidah serta
himbauan-himbauan para pelayan untuk tetap tenang. "BOM !!!"
"Api !!!" "Lari !!! " Hiruk pikuk ditengah
kegelapan ribuan jemaat berdesakan mencapai pintu keluar. Saya dan semua
pekerja dengan susah payah berusaha menenangkan dan mengarahkan jemaat menuju
pintu, walaupun napas terasa mulai sesak menghirup asap, sementara itu saya
mendekap kuat-kuat seorang anak perempuan ( 5 th ) yang tadi duduk disamping
saya yg nyaris terinjak-injak. Bersamaan dgn itu, saya menyadari bahwa itu BOM,
Nahum 1:3 muncul : "Tuhan berjalan dalam puting beliung dan badai ".
Saya berbisik dalam hati : "Yes, Tuhan ada disini, ini bukan musibah tapi
mujizat . Tiba-tiba saya merasakan seperti suatu aliran air yang sejuk mengalir
dari benak sampai kehati, suatu ketenangan yang luar biasa sehingga tidak
sempat berpikir berapa yang mati. Ketika itu juga lampu berhasil dinyalahkan,
ditengah pekatnya asap, samar-samar saya melihat jemaat yg masih panik saling
dorong menuju pintu keluar. Saya bergumam, Puji Tuhan tidak kebakaran! Diluar
ruangan terdengar isak tangis jemaat yang saling mencari dan menjumpai kerabat
mereka tidak cedera. Saya dan para Diaken tetap bertahan sampai semua jemaat
berhasil keluar dan asap berangsur- angsur menipis. Samar-samar saya mulai
melihat ruangan yg porak-poranda, dinding yang hancur, sambil mencari
kalau-kalau ada yang pingsan, cedera atau korban, Haleluya ternyata tidak ada!
Saya memerintahkan beberapa pelayan untuk mendata jemaat diluar, apakah ada yg
memerlukan pertolongan dokter dan saya mendapat laporan sebagai berikut
: Satu orang anak gadis pingsan diluar karena shock, tapi sudah
sadar. Satu orang Diakon yang duduk tepat 50 cm dari BOM yg meledak,
roknya terbakar sebelah sisi namun hanya beberapa bintik kecil di bagian betis
akibat percikan api dan telingga kanan tidak bisa mendengar dan mengeluarkan
sedikit darah. Sudah diperiksa dokter dan dinyatakan akan pulih kembali dalam
2-3 hari. Seorang ibu muda yang duduk dibaris depan, jauh dari sumber
ledakan ketika sedang berusaha membantu menenangkan jemaat, terdorong dan
menderita luka dibagian betis. Seorang Diaken yang berdiri 1 m,
membelakangi BOM, jasnya terkoyak-koyak dibagian punggung dan ketiak kanan
namun kemejanya sedikitpun tidak ada tanda api, apalagi terluka, hanya
telinganya yang masih berdengung.
Melihat kondisi
ruangan serta beberapa kursi plastik yang terkoyak-koyak dan jilatan api kearah
jemaat, sangatlah mustahil tidak ada korban jiwa. Tapi bagi Allah tidak ada yg
mustahil, Haleluya ! The Invisible Helping Hand. Ternyata mereka
yang duduk tepat diseputar ledakan menyaksikan, pada detik ledakan itu mereka
merasakan suatu tenaga besar melemparkan mereka ketengah sesaat menjelang kursi
mereka disambar api, melayang dan dirobek-robek letusan. Disamping itu, akibat
letusan, dinding roboh kearah luar dan tidak menimpa jemaat. Atap spandek yg
berjarak 7-8 m dari lantai terlihat berlobang - lobang dgn diameter 1 cm - 20
cm. Dan yang lebih ajaib lagi isi BOM yg berupa serpihan-serpihan besi, gotry
dan baut itu berhamburan diseluruh ruangan tanpa menyentuh jemaat, entah lewat
mana mereka terbang.
Team Gegana dari
Sorga.
Segera setelah
keadaan memungkinkan dan polisi telah memasang pitakuningnya, para pelayan saya
perintahkan untuk mengumpulkan dan mengamankan barang-barang jemaat yang
berceceran, mulai dari sepatu, tas, handphone, Alkitab, dan lain-lain. Dengan
sigap dan cepat kami bergerak menimbun semuanya keatas panggung, lalu
menggulung bersama-sama dgn kain layar panggung, lalu dilemparkan ke dalam
salah satu stand/toko milik jemaat digedung yang sama untuk dititip disana.
Tanpa disadari ternyata diantaranya terdapat sebuah 'travel bag' merah berisi
BOM berkekuatan besar dengan timer yang sudah diaktifkan, tapi tidak meledak
karena timernya berhenti menjelang waktu yang sudah di set, hal ini baru
diketahui keesokan harinya ketika diteliti oleh team gegana Polri. Ternyata
malam itu Yesus kirim team gegana dari Sorga menahan jarum timer yang terus
berjuang sepanjang malam untuk mencapai waktu ledaknya.
Mujizat Apa Lagi
! Pagi harinya tgl 25 Desember setelah berdoa, saya menuju kamar mandi
sambil terus bertanya-tanya, Tuhan apa yang harus saya lakukan dihari Natal
ini? Kebaktian yg direncanakan pk 09.00 tidak bisa diselenggarakan sebab
disamping gedung masih porak-poranda dan ditutup Polisi, tentulah jemaat pun
masih trauma peristiwa semalam. Pk 08.15 beberapa fulltimer dan Diaken tiba di
lokasi, mengenakan T.Shirt, mereka berpikir akan kembali mencari kalau-kalau
masih ada barang yang tercecer. Betapa terkejutnya ketika melihat jemaat mulai
mengalir datang untuk siap beribadah. Saya pun kaget ketika mereka menelpon
saya: "Pak, jemaat penuh sesak, apa yg harus kami lakukan?"
Pertanyaan yang sama terpaksa saya forward ke Sorga. Sambil meluncur menuju 'Carnaval
Mall', Roh Kudus mengingatkan percakapan saya dengan Gembala Pembina kami.
Takalah saya melaporkan kejadian itu semalam, diakhir laporan saya berkata:
"Pak Niko, tolong doakan agar jemaat tidak gugur imannya". Tapi
dengan yakin beliau menjawab: "Pak Hanny akan lihat, tidak bakalan mereka
ciut tapi justru akan semakin militan". Dalam hati saya berpikir, apa iya?
Bagaimana dengan jeritan-jeritan histeris ketakutan semalam? Tiba-tiba muncul
satu kalimat pendek dalam hati: "Kebaktian harus ada, hubungi Kasat Serse,
minta diijinkan menggunakan ruangan". Dan benar, saya mendapat jawaban
bahwa gedung akan dibuka sekaligus pengamanan segera dikirim. Diatas
puing-puing dan linangan air mata haru, jemaat mulai mengangkat tangan dalam
pujian penyembahan dan doa syukur diiringi musik seadanya kami tenggelam dalam
kekaguman akan kuasa dan kebaikan Tuhan. Belum pernah kami rasakan hadirat
Tuhan yang mendekap kami seintim itu. Mengawali kebaktian, Roh Kudus mendorong
saya bertanya siapa yang kemarin hadir dalam ibadah Natal pertama? Beberapa
tangan terangkat, siapa yang menghadiri kebaktian kedua saat BOM meledak? Ternyata
90% tangan terangkat ! Tidak tahan, saya langsung menangis dihadapan Tuhan.
Kembali kami bertanya: "Apa yang membuat mereka tidak takut? Seorang
jemaat (wanita) spontan menjawab: "Sebab saya ingin melihat mujizat besar
apalagi yang akan Tuhan tunjukan kepada kami". Mendengar jawaban itu, Roh
Kudus berbisik: "Perhatikan Keluaran 20:18-21, seperti orang Israel
takalah mendengar guruh yang sabung-menyabung akan ketakutan dan berdiri
jauh-jauh, sementara Musa yang pernah jumpa Tuhan lewat semak yang terbakar
justru datang mendekat, demikian pun mereka yang hanya mendengar tentang kuasa
dan mujizat yang telah Kulakukan jadi ketakutan, tapi mereka yang telah
mengalami kuasa-Ku, justru semakin haus akan Aku ". Amin.
Selesai ibadah,
saya memerintahkan semua barang yang ditemukan dipindahkan ke kantor
Sekretariat dan menganjurkan jemaat mencari barangnya disana. Ketika
barang-barang itu sedang diangkut ke mobil, "Tas Maut" yang berat itu
terjatuh dan menggelinding, merasa curiga karena beratnya, seorang pendoa coba
membuka, "Astaga!" Ia menjerit: "BOM, BOM, BOM!!!"
dan terpaku ditempat. Seorang pemuda yg berdiri disampingnya tiba-tiba
dihinggapi 'The Spirit Of Holi Boldness', menyambar tas maut
tersebut, lalu berlari secepat Cheetah kelapangan parkir berjarak 150 m dan
meletakan perlahan-lahan bingkisan maut itu diatas rumput, kemudian lari
menjauh. Saat itu saya tiba-tiba tidak sadar apa yang sedang saya lakukan
kecuali bahwa saya harus meletakan benda itu perlahan-lahan ". Demikian
ujar anak muda itu sambil meneteskan airmata dan gemetar.
Setelah diteliti
team Gegana Polri, BOM itu dinyatakan sedang aktif, demikian pun timernya.
Engan mengambil resiko, Polisi kemudian meledakannya ditempat. Menurut
keterangan Polisi, daya BOM yg satu ini berdaya ledak tinggi, cukup untuk
merobohkan gedung dan membunuh seketika makluk yang berada pada radius 150 m.
Kami semakin kagum, sungguh dasyat Yesus kita, Mazmur 46 kami alami. Tidak
dapat dibayangkan jika BOM itu meledak semalam, 2000 tubuh anak Tuhan
bergelimpangan, tercabik dan berkubang darah, menjadi cibiran orang dunia. Tapi
syukur kepada Tuhan yang membela nama-Nya. Iblis ingin mempermalukan nama-Nya
tetapi justru sebaliknya yang terjadi. Hari itu juga berita mujizat itu
dikumandangkan langsung oleh pihak kepolisian pada sidang darurat DPRD Batam
bersama seluruh pemuka agama dan Muspida se kodya Batam. Haleluya, itulah
mujizat besar berikutnya yang kami saksikan dihari Natal ini. Khotbah 1 Menit.
Kebaktian Natal yang kedua ini sungguh amat luar biasa, betapa tidak, yang
menjadi pembicara adalah Tuhan Yesus sendiri selama 1 menit dan message utama
yang kami tangkap adalah goncangan tahun 2001 semakin dasyat, maut ada
dimana-mana tetapi jangan takut sebab gereja Tuhan yang selalu intim dengan-Nya
akan disertai dengan terang Kemuliaan-Nya yaitu: Kabod dan Doxa,
perlindungan, kuasa dan kemurahan sehingga gereja Tuhan akan menjadi kota
perlindungan bagi segala bangsa. Haleluya!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar