Jendral-jendralnya gereja setan, mereka ada 7 jendral
utama
Ritual dalam gereja setan:
Mogol (Roni Imanuel) |
- Praise & Worship: tapi lagu-lagunya yang lagi disenangi oleh anak muda, dan biasanya yang beraliran heavy metal/ rock, termasuk juga lagunya Santana (Maria), Janet & Michael Jackson (scream), John Lennon (Imagine) atau lagunya Bon Jovi, Black Sabbath, dan aliran heavy metal lainnya.
- Pembacaan firman : bukan pake Bible yang biasa tetapi Satanic Bible, yang isinya memutarbalikkan semua isi Alkitab menurut versi mereka.
- Perjamuan kudus : mereka makan organ tubuh bayi (hasil aborsi) dan minum darah bayi.
- Perjamuan kasih : mereka boleh melakukan seks bebas dengan orang-orang yang hadir di situ, dan juga narkoba dibagikan secara free.
- Jangka panjang : membangun bait ‘allah’ nya mereka yaitu antikris.
- Jangka pendek : menjaring jiwa-jiwa khususnya generasi muda dan menyusup ke gereja-gereja.
Untuk
daerah operasi mereka, dibagi2, dan basis yang di Asia, yaitu
Indonesia, ada di Menado, karena tingkat aborsinya paling tinggi dan
roh teritorialnya (roh penguasa daerah menado adalah roh perzinahan).
Yang
seru nich, waktu AGS (anak gereja setan) menyusup ke gereja-gereja :
Untuk gereja-gereja di luar Pantekosta karismatik, mereka ikut
ibadah/ menyusup mulai dari awal kebaktian. Khususnya untuk gereja
Pentakosta Karismatik (seperti gereja2 dibawah GBI dan sejenisnya),
mereka menyusup waktu pembacaan firman, karena mereka tidak bisa
masuk waktu pujian & penyembahan, karena bisa manifestasi.
Targetnya
mereka : bikin 75% jemaat ngantuk, 20% jemaat ngobrol, Cuma 5% yang
dengerin itupun kalo dengerin) dengan cara mereka mengucapkan
mantra-mantra tertentu. Menurut mereka, gereja2 di luar pentakosta
karismatik, gampang sekali untuk mereka nyusup karena kan tidak ada ada
pendoa syafaat yang jaga juga tidak ada praise & worship. Kalo di
gereja pentakosta, pendoa syafaat pasti doa selama ibadah
berlangsung, dan kalo sudah pujian & penyembahan, malaikat2 Tuhan
akan berjaga di sekeliling gereja itu, jadi susah untuk ditembus,
walaupun mereka menguasai ilmu tembus dinding, tapi kalo sudah ada
malaikat-malaikat yang jaga, mereka engga akan bisa keluar, dan bahayanya
buat mereka kemungkinan mereka bisa kesakitan dan manifestasi.
Ada
4 hal yang anak gereja setan takut :
1. Praise & Worship
2. Firman Tuhan
3. Doa
4. Selengkap senjata Allah
1. Praise & Worship
2. Firman Tuhan
3. Doa
4. Selengkap senjata Allah
Kalo
sudah ada orang yang sampai terjerat masuk gereja setan, tidak akan
bisa dilepaskan kecuali waktu Tuhan sendiri, karena waktu mereka
masuk, mereka buat perjanjian darah dengan setan, dengan cara setiap
orang baru, disuruh mengeluarkan darah dari bagian tubuh manapun dan
dicampur dengan ramuan dan holy water, untuk diritualkan.
Mongol memang keturunan Dinasti
Mongol, anak ke 16 dari 23 saudara, ibunya ke 3 dari 6 istri ayahnya.
Keluarganya kaya sekali di Menado, punya tambang mutiara. Karena
pangkatnya jendral di Gereja Setan, dia menguasai Ilmu Pentagram
sampe tingkat 1 (yang paling tinggi. Dia juga menguasai 8 macam
bahasa internasional, IP-nya 4,12 — 1 tingkat dibawah Ilham
Habibie. Tapi setelah bertobat, semua bahasa yang dia kuasai hilang,
Ilmu Pentagram-nya juga hilang, dan dia diusir sama keluarganya,
sampe engga punya uang sedikitpun. Tapi dia pegang janji Tuhan bahwa
seluruh keluarganya akan diselamatkan.
Cara
dia bertobat, tidak sengaja ketemu 1 orang hamba Tuhan. Dia mau lawan
itu hamba Tuhan dengan ilmu yang dia punya dari yang paling rendah
sampe yang paling tinggi, engga bisa. Waktu dia mau lari, kakinya
tidak bisa digerakkan. Akhirnya dia cuma bisa nangis dan dibawa hamba
Tuhan itu tadi ke seminari. Di satu ruangan, waktu dia sadar, dia
denger Ibu itu (hamba Tuhan tadi) lagi Praise & Worship. Dia coba
lawan lagi dengan ilmu2 yang dia punya, tapi tetap tidak bisa.
Akhirnya didoakan, dilepaskan, dan manifestasinya keluar aneh2. Ada
keluar kertas hitam yang terbakar (itu Ilmu pentagramnya dia), terus
sampe terakhir keluar antena. Antena itu ternyata setiap jendral2 tsb
punya transmitter dengan telepati tingkat tinggi, kalo ada ritual
mereka dimana, walaupun mereka tidak ada di tempat tsb, tapi mereka
bisa tau. Dia dilepaskan sampai 8 bulan, dan itu sakit sekali. Karena
ilmunya khan sudah yang aneh2, dan dia sering minum & makan darah
& organ tubuh manusia.
(for info : Michael Jackson menguasai ilmu pentagram tingkat 3, dan David Copperfield menguasai Ilmu pentagram tingkat 4)
(for info : Michael Jackson menguasai ilmu pentagram tingkat 3, dan David Copperfield menguasai Ilmu pentagram tingkat 4)
Cara
mereka narik orang2 muda :
Dengan ajak makan, tapi mereka tidak pernah ajak makan di restoran yang murah, pasti yang punya 21% tax & service. Masing-masing mereka memakai cincin pentagram dengan sudut2 yang tajam, waktu mereka berusaha dengan cara apapun untuk salaman, dan agak ditarik, jadi pasti kena cincin mereka. Darah yang ada di cincin tersebut itu diritualkan oleh mereka.
Dalam kisah sebelumnya, komedian Mongol mengungkapkan bahwa masa
lalunya sangat kelam. Sebelum bertobat, ternyata ia pernah mengikuti
sekte sesat, yaitu menjadi pemimpin gereja setan.
“Dulu
aku ikut satu komunitas namanya Church of Satan di satu link yang
namanya Lucifer Circle. Aku pimpinannya dan aku pimpinan untuk benua
Asia,” ujarnya serius saat berbincang dengan Detikhot.
Mongol
merasa terlahir dari keluarga yang tak punya dasar agama yang kuat.
Sehingga, hal itu membuatnya salah jalan dan mengikuti bahkan menjadi
pemimpin sekte sesat gereja setan di Manado.
Ketika
itu Mongol dipilih sebagai pemimpin gereja setan untuk benua Asia
karena dinilai cerdas. Makanya ia pun mendapat tugas untuk
menyesatkan dengan cara membelokkan konsep keKristenan.
“Kita
punya konsep yang namanya logically concept, konsep otak. Kerjaan
kita membahas isi Alkitab mana yang bisa kita ubah secara konseptual
dan kita munculkan dalam bentuk buku atau traktat lalu kita taruh di
gereja atau di toko buku Kristen agar orang baca dan berubah
pandangan,” paparnya.
Pria
kelahiran Manado 27 September 1978 itu memang tak main-main dengan
pengakuannya. “Dulu aku begitu ditakuti. Menunjuk orang kalau aku
bilang mati, ya mati,” ujarnya.
Namun,
kini semua itu tinggal cerita. Mongol telah meninggalkan semua masa
lalunya yang kelam itu. Ia pun mengaku tak menyangka, soalnya secara
posisi, fasilitas dan segala kemewahan yang ditawarkan gereja setan
kepadanya dirasanya tak mungkin bisa membuatnya bertobat.
Lantas
bagaimana ia kemudian bisa “kembali ke jalan yang benar”? “Aku
dijamah Tuhan dan bisa tersenyum sama tertawa. Dulu aku nggak bisa,”
jawabnya, kali ini jelas tidak sedang melawak. “Itu adalah mukjizat
pertama yang aku bilang adalah sukacita. Secara fisik dan otak, nggak
mungkin aku bertobat, tapi bagi Tuhan nggak ada yang nggak mungkin,”
sambungnya.
Mongol
merasa hidup jadi lebih indah setelah bertobat. Di balik
kesuksesannya saat ini, ia percaya pada mukjizat. “Itu sudah kasih
karunia Tuhan yang berlaku buat aku ketika aku mengalami pertobatan.
Bagian terindah dalam hidup. Sekalipun senyumku jelek, aku bersyukur
bisa tersenyum,” tandasnya. Hahaha.
Stand up comedy atau melawak dengan gaya monolog sedang
digandrungi masyarakat. Di antara beberapa pelakunya, nama Mongol
kini tengah naik daun lantaran dianggap lucu dalam setiap
penampilannya.
Pria
bernama asli Rony Imannuel itu berhasil mencuri perhatian sejak
pertama tampil di acara ‘Stand Up Comedy Show’ yang tayang di
Metro TV. Banyak orang tertawa terpingkal-pingkal saat ia membawa
materi lawakan seputar dirinya maupun realitas sosial di masyarakat.
Banyak orang tertawa terpingkal-pingkal saat ia membawa materi lawakan seputar dirinya maupun realitas sosial di masyarakat.Mongol seringkali mengangkat tema seputar kaum homoseksual yang disebutnya dengan istilah KW. Masalah pencopet di Jakarta hingga jambul Syahrini pun tak luput jadi bahan leluconnya di atas panggung.
Kalau dilihat di TV, wuih lucu, dia ini muncul di VCD Kesaksian mantan pemimpin Gereja Setan yang Bertobat. Asyik juga bisa menyaksikan STAND UP COMEDY beliau.
Mongol
seringkali mengangkat tema seputar kaum homoseksual yang disebutnya
dengan istilah KW. Masalah pencopet di Jakarta hingga jambul Syahrini
pun tak luput jadi bahan leluconnya di atas panggung.
Belum
lama ini, Detikhot pun berkesempatan mewawancarai Mongol di sebuah
kafe di daerah Warung Buncit, Jakarta Selatan. “Maaf agak
terlambat, tadi aku berteduh dulu menunggu hujan berhenti. Soalnya
aku ke sini naik ojek,” ujarnya mengawali perbincangan.
Pria
yang biasanya melucu itu tampak ramah dan bersahabat. Ia tampil
sederhana mengenakan kaos putih berkerah dipadu dengan celana jeans
abu-abu. Selain itu, ia juga berkacamata dan ada anting berlian di
telinga kirinya.
Perawakan
Mongol unik. Matanya sipit dan kulitnya sawo matang. Sedangkan logat
bicaranya terdengar seperti orang Batak. Namun ia mengaku asli
kelahiran Manado, sedangkan ayahnya orang Mongolia. “Itu makanya
aku dipanggil Mongol. Dari kecil memang sudah dipanggil begitu,”
katanya.
Adapun
mengenai logat bicaranya yang seperti orang Batak, Mongol menjelaskan
bahwa ia tinggal cukup lama bersama orang Batak saat pertama kali
merantau ke Jakarta. Terlepas dari itu, selama ini memang tak ada
yang percaya jika ia mengaku sebagai orang Manado.
“Dulu
di Pasar Senen aku pernah ditanya, orang mana? Aku jawab, orang
Manado. Eh dia nggak percaya dan bilang, orang Manado itu ganteng,
kulit putih, dan hidung mancung. Lah, kau macam bodat (monyet dalam
bahasa Batak) begitu,” kisahnya.
“Kulitku
hitam begini, makanya orang lebih percaya kalau aku orang Batak
ketimbang Manado,” sambungnya seraya tertawa.
Dikisahkan,
profesinya sebagai seorang comic (pelaku Stand Up Comedy) terjadi
secara tak sengaja. Pertengahan Juli lalu, ia dijebak seorang
temannya untuk tampil melucu di Comedy Cafe, Kemang, Jakarta Selatan.
“Waktu itu kagetlah aku. Sumpah demi Tuhan, kaget. Ternyata aku
disuruh melucu di depan orang-orang,” kenangnya.
Namun
siapa sangka, lelucon Mongol di atas panggung itu ternyata sukses
membuat seluruh penonton di tempat tersebut tertawa
terpingkal-pingkal. “Puji Tuhan, waktu itu pecah istilahnya,
menggelegar semua sampai berdiri tepuk tangan. Malah ada yang bilang,
itu anak dikerjain saja bisa begitu, bagaimana kalau nggak?”
paparnya.
Sejak
saat itu, pria kelahiran Manado 27 September 1978 itu kerap diminta
manggung dan melucu di kafe tersebut. Hingga suatu ketika, kesempatan
menghampirinya untuk tampil dalam acara ‘Stand Up Comedy Show’ di
Metro TV.
Lantaran
baru pertama kali tampil di televisi, Mongol pun tegang di depan
kamera. Tak hanya itu, ia juga merasa gugup karena harus berdampingan
dengan orang-orang yang dinilainya telah punya nama besar seperti
Steny Agustaf, Soleh Solihun, Miund, Iwel Wel dan Isman.
“Gugupnya
itu bukan hanya soal di depan kamera, tapi berdampingan dengan mereka
itu kan berat. Siapalah aku ini? Apalagi penontonnya itu banyak
banget. Makanya pertama kali jadi gugup,” ujarnya.
Namun
lagi-lagi Mongol mampu mengalahkan kendalanya itu. Ia berhasil
menguasai panggung dan membuat penonton tertawa. Begitu pula di
episode-episode selanjutnya. Padahal diakuinya, selama ini ia tak
pernah menghafal materi. Semua mengalir begitu saja.
Menyikapi
keberhasilannya itu, Mongol pun mengaku bersyukur kepada Tuhan.
Apalagi banyak penggemarnya yang beranggapan, penampilannya tak
diragukan jika sudah naik ke atas panggung.
“Puji
Tuhan sampai sekarang aku bisa dianggap beberapa orang dan komunitas
sebagai salah satu comic yang sukses. Pokoknya dianggap salah satu
dewa stand up comedy Indonesia. Ada yang bilang, kalau aku naik
panggung sudah jaminan pasti lucu. Ha ha ha,” tuturnya.
Di balik kelucuannya, tersimpan masa lalu yang kelam. Setidaknya,
demikianlah Mongol mengenang sejarah kesuksesannya sebagai salah satu
bintang stand up comedy yang bersinar. Ya, di balik honornya yang
telah mencapai Rp 8 juta sehari, ia punya cerita tentang cita-cita
yang kandas.
“Masa
lalu aku dulu sangat kelam dan aku kemudian bertobat. Dalam Kristen
istilahnya lahir baru,” ungkapnya saat berbincang dengan Detikhot.
“Itu sudah kebiasaan orang Manado, dikala bertobat dan dijamah
Tuhan, cita-citanya langsung jadi pendeta,” sambungnya diiringi
tawa.
Untuk
mewujudkan cita-citanya itu, Mongol merantau dari Manado ke Jakarta
untuk menempuh pendidikan sekolah pendeta. Itu terjadi pada 1997.
Bisa dibilang, saat itu pria bernama asli Rony Imannuel tersebut
berangkat ke Jakarta dengan modal nekat.
“Waktu
itu aku berangkat hanya bawa duit 100 perak logam karena jadi pendeta
itu dibiayai sponsor. Aku naik kapal laut dengan waktu 6 hari
perjalanan dan singgah di kiri-kanan,” kisahnya.
Beberapa
bulan di Jakarta, tak ada kejelasan dari pihak sponsor untuk
menyekolahkan Mongol jadi pendeta. Hingga akhirnya harapannya
tersebut kandas di tengah jalan. “Waktu itu aku kemudian tahu,
orang yang mensponsori aku sudah pergi ke Amerika. Makanya akhirnya
batal,” ujarnya masih menyisakan kesal.
Gagal
masuk sekolah pendeta dan tak punya uang praktis membuat pria
kelahiran 27 September 1978 itu luntang-lantung di Jakarta. Berbagai
upaya pun coba dilakukannya untuk bertahan hidup.
“Pertama
kali aku tidur di emperan toko di Sarinah. Malam-malam bantu tukang
pecel lele di Jalan Sunda. Aku bantu kerja walaupun cuma dikasih
makan. Aku ingat waktu itu juga kadang telat bayar kos. Tapi, ya Puji
Tuhan dapat kos-kosan punya orang batak dan dia masih mentolerir
kalau telat seminggu atau sebulan. Nangis ya nangis waktu itu,”
kenangnya.
Mongol
pernah pula kerja di rumah makan Padang sebelum akhirnya bekerja di
sebuah perusahaan swasta. “Di rumah makan padang gaji aku waktu itu
Rp 400 ribu, terus kerja di sebuah perusahaan swasta gajinya Rp 1, 2
juta,” ungkapnya blak-blakan.
Setelah
dua tahun lebih bekerja di sebuah perusahaan swasta, Mongol akhirnya
memutuskan untuk berhenti dan ikut dalam sebuah manajemen artis.
“Waktu itu aku menangani Dirly ‘Idol’ sekitar 4 tahun 8 bulan.
Mengikuti dia syuting, nyanyi dan lain-lain,” katanya.
Lepas
dari situ, Mongol kemudian membentuk manajemen sendiri bersama
temannya. “Puji Tuhan waktu itu chanel-ku sudah banyak, jadi usaha
itu jalan,” paparnya. Sejak itu pekerjaan Mongol pun mulai
berkembang dan membuat pergaulannya meluas.
Singkat
cerita, sifatnya yang humoris alias suka melucu mengantarkannya
tampil dalam acara ‘Stand Up Comedy Show’ di Metro TV, hingga
dikenal orang seperti sekarang. Ketika diingatkan kembali tentang
cita-cita menjadi pendeta yang gagal, Mongol tak menyesal.
Baginya,
jalan hidupnya kinisebagai komedian merupakan rencana Tuhan. “Pada
akhirnya ya aku menyadari, jadi pendeta itu panggilan, bukan kemauan.
Sejauh ini aku menilai ini semua adalah mukjizat Tuhan,” ujarnya
mendadak serius. Puji Tuhan !
Stand
up comedy atau melawak dengan gaya monolog sedang digandrungi
masyarakat. Di antara beberapa pelakunya, nama Mongol kini tengah
naik daun lantaran dianggap lucu dalam setiap penampilannya.Pria
bernama asli Rony Imannuel itu berhasil mencuri perhatian sejak
pertama tampil di acara ‘Stand Up Comedy Show’ yang tayang di
Metro TV.
Video Kesaksian Mogol Mantan Jendral Gereja Setan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar