Christian Books

Kamis, 07 Juli 2016

KESAKSIAN MOGOL MANTAN JENDRAL GEREJA SETAN YANG BERTOBAT MENGIKUT YESUS

Jendral-jendralnya gereja setan, mereka ada 7 jendral utama
Mogol (Roni Imanuel)
Ritual dalam gereja setan:
  1. Praise & Worship: tapi lagu-lagunya yang lagi disenangi oleh anak muda, dan biasanya yang beraliran heavy metal/ rock, termasuk juga lagunya Santana (Maria), Janet & Michael Jackson (scream), John Lennon (Imagine) atau lagunya Bon Jovi, Black Sabbath, dan aliran heavy metal lainnya.
  2. Pembacaan firman : bukan pake Bible yang biasa tetapi Satanic Bible, yang isinya memutarbalikkan semua isi Alkitab menurut versi mereka.
  3. Perjamuan kudus : mereka makan organ tubuh bayi (hasil aborsi) dan minum darah bayi.
  4. Perjamuan kasih : mereka boleh melakukan seks bebas dengan orang-orang yang hadir di situ, dan juga narkoba dibagikan secara free.
Program Kerja Gereja Setan:
  1. Jangka panjang : membangun bait ‘allah’ nya mereka yaitu antikris.
  2. Jangka pendek : menjaring jiwa-jiwa khususnya generasi muda dan menyusup ke gereja-gereja. 
Mereka punya 2 program kerja :
Untuk daerah operasi mereka, dibagi2, dan basis yang di Asia, yaitu Indonesia, ada di Menado, karena tingkat aborsinya paling tinggi dan roh teritorialnya (roh penguasa daerah menado adalah roh perzinahan).

Yang seru nich, waktu AGS (anak gereja setan) menyusup ke gereja-gereja : Untuk gereja-gereja di luar Pantekosta karismatik, mereka ikut ibadah/ menyusup mulai dari awal kebaktian. Khususnya untuk gereja Pentakosta Karismatik (seperti gereja2 dibawah GBI dan sejenisnya), mereka menyusup waktu pembacaan firman, karena mereka tidak bisa masuk waktu pujian & penyembahan, karena bisa manifestasi.

Targetnya mereka : bikin 75% jemaat ngantuk, 20% jemaat ngobrol, Cuma 5% yang dengerin itupun kalo dengerin) dengan cara mereka mengucapkan mantra-mantra tertentu. Menurut mereka, gereja2 di luar pentakosta karismatik, gampang sekali untuk mereka nyusup karena kan tidak ada ada pendoa syafaat yang jaga juga tidak ada praise & worship. Kalo di gereja pentakosta, pendoa syafaat pasti doa selama ibadah berlangsung, dan kalo sudah pujian & penyembahan, malaikat2 Tuhan akan berjaga di sekeliling gereja itu, jadi susah untuk ditembus, walaupun mereka menguasai ilmu tembus dinding, tapi kalo sudah ada malaikat-malaikat yang jaga, mereka engga akan bisa keluar, dan bahayanya buat mereka kemungkinan mereka bisa kesakitan dan manifestasi.

Ada 4 hal yang anak gereja setan takut :
1. Praise & Worship
2. Firman Tuhan
3. Doa
4. Selengkap senjata Allah

Kalo sudah ada orang yang sampai terjerat masuk gereja setan, tidak akan bisa dilepaskan kecuali waktu Tuhan sendiri, karena waktu mereka masuk, mereka buat perjanjian darah dengan setan, dengan cara setiap orang baru, disuruh mengeluarkan darah dari bagian tubuh manapun dan dicampur dengan ramuan dan holy water, untuk diritualkan.

Mongol memang keturunan Dinasti Mongol, anak ke 16 dari 23 saudara, ibunya ke 3 dari 6 istri ayahnya. Keluarganya kaya sekali di Menado, punya tambang mutiara. Karena pangkatnya jendral di Gereja Setan, dia menguasai Ilmu Pentagram sampe tingkat 1 (yang paling tinggi. Dia juga menguasai 8 macam bahasa internasional, IP-nya 4,12 — 1 tingkat dibawah Ilham Habibie. Tapi setelah bertobat, semua bahasa yang dia kuasai hilang, Ilmu Pentagram-nya juga hilang, dan dia diusir sama keluarganya, sampe engga punya uang sedikitpun. Tapi dia pegang janji Tuhan bahwa seluruh keluarganya akan diselamatkan.

Cara dia bertobat, tidak sengaja ketemu 1 orang hamba Tuhan. Dia mau lawan itu hamba Tuhan dengan ilmu yang dia punya dari yang paling rendah sampe yang paling tinggi, engga bisa. Waktu dia mau lari, kakinya tidak bisa digerakkan. Akhirnya dia cuma bisa nangis dan dibawa hamba Tuhan itu tadi ke seminari. Di satu ruangan, waktu dia sadar, dia denger Ibu itu (hamba Tuhan tadi) lagi Praise & Worship. Dia coba lawan lagi dengan ilmu2 yang dia punya, tapi tetap tidak bisa. Akhirnya didoakan, dilepaskan, dan manifestasinya keluar aneh2. Ada keluar kertas hitam yang terbakar (itu Ilmu pentagramnya dia), terus sampe terakhir keluar antena. Antena itu ternyata setiap jendral2 tsb punya transmitter dengan telepati tingkat tinggi, kalo ada ritual mereka dimana, walaupun mereka tidak ada di tempat tsb, tapi mereka bisa tau. Dia dilepaskan sampai 8 bulan, dan itu sakit sekali. Karena ilmunya khan sudah yang aneh2, dan dia sering minum & makan darah & organ tubuh manusia.

(for info : Michael Jackson menguasai ilmu pentagram tingkat 3, dan David Copperfield menguasai Ilmu pentagram tingkat 4)

Cara mereka narik orang2 muda :
Dengan ajak makan, tapi mereka tidak pernah ajak makan di restoran yang murah, pasti yang punya 21% tax & service. Masing-masing mereka memakai cincin pentagram dengan sudut2 yang tajam, waktu mereka berusaha dengan cara apapun untuk salaman, dan agak ditarik, jadi pasti kena cincin mereka. Darah yang ada di cincin tersebut itu diritualkan oleh mereka.

Dalam kisah sebelumnya, komedian Mongol mengungkapkan bahwa masa lalunya sangat kelam. Sebelum bertobat, ternyata ia pernah mengikuti sekte sesat, yaitu menjadi pemimpin gereja setan.

“Dulu aku ikut satu komunitas namanya Church of Satan di satu link yang namanya Lucifer Circle. Aku pimpinannya dan aku pimpinan untuk benua Asia,” ujarnya serius saat berbincang dengan Detikhot.

Mongol merasa terlahir dari keluarga yang tak punya dasar agama yang kuat. Sehingga, hal itu membuatnya salah jalan dan mengikuti bahkan menjadi pemimpin sekte sesat gereja setan di Manado.

Ketika itu Mongol dipilih sebagai pemimpin gereja setan untuk benua Asia karena dinilai cerdas. Makanya ia pun mendapat tugas untuk menyesatkan dengan cara membelokkan konsep keKristenan.

“Kita punya konsep yang namanya logically concept, konsep otak. Kerjaan kita membahas isi Alkitab mana yang bisa kita ubah secara konseptual dan kita munculkan dalam bentuk buku atau traktat lalu kita taruh di gereja atau di toko buku Kristen agar orang baca dan berubah pandangan,” paparnya.

Pria kelahiran Manado 27 September 1978 itu memang tak main-main dengan pengakuannya. “Dulu aku begitu ditakuti. Menunjuk orang kalau aku bilang mati, ya mati,” ujarnya.

Namun, kini semua itu tinggal cerita. Mongol telah meninggalkan semua masa lalunya yang kelam itu. Ia pun mengaku tak menyangka, soalnya secara posisi, fasilitas dan segala kemewahan yang ditawarkan gereja setan kepadanya dirasanya tak mungkin bisa membuatnya bertobat.

Lantas bagaimana ia kemudian bisa “kembali ke jalan yang benar”? “Aku dijamah Tuhan dan bisa tersenyum sama tertawa. Dulu aku nggak bisa,” jawabnya, kali ini jelas tidak sedang melawak. “Itu adalah mukjizat pertama yang aku bilang adalah sukacita. Secara fisik dan otak, nggak mungkin aku bertobat, tapi bagi Tuhan nggak ada yang nggak mungkin,” sambungnya.

Mongol merasa hidup jadi lebih indah setelah bertobat. Di balik kesuksesannya saat ini, ia percaya pada mukjizat. “Itu sudah kasih karunia Tuhan yang berlaku buat aku ketika aku mengalami pertobatan. Bagian terindah dalam hidup. Sekalipun senyumku jelek, aku bersyukur bisa tersenyum,” tandasnya. Hahaha.

Stand up comedy atau melawak dengan gaya monolog sedang digandrungi masyarakat. Di antara beberapa pelakunya, nama Mongol kini tengah naik daun lantaran dianggap lucu dalam setiap penampilannya.

Pria bernama asli Rony Imannuel itu berhasil mencuri perhatian sejak pertama tampil di acara ‘Stand Up Comedy Show’ yang tayang di Metro TV. Banyak orang tertawa terpingkal-pingkal saat ia membawa materi lawakan seputar dirinya maupun realitas sosial di masyarakat.


Banyak orang tertawa terpingkal-pingkal saat ia membawa materi lawakan seputar dirinya maupun realitas sosial di masyarakat.Mongol seringkali mengangkat tema seputar kaum homoseksual yang disebutnya dengan istilah KW. Masalah pencopet di Jakarta hingga jambul Syahrini pun tak luput jadi bahan leluconnya di atas panggung.

Kalau dilihat di TV, wuih lucu, dia ini muncul di VCD Kesaksian mantan pemimpin Gereja Setan yang Bertobat. Asyik juga bisa menyaksikan STAND UP COMEDY beliau.

Mongol seringkali mengangkat tema seputar kaum homoseksual yang disebutnya dengan istilah KW. Masalah pencopet di Jakarta hingga jambul Syahrini pun tak luput jadi bahan leluconnya di atas panggung.

Belum lama ini, Detikhot pun berkesempatan mewawancarai Mongol di sebuah kafe di daerah Warung Buncit, Jakarta Selatan. “Maaf agak terlambat, tadi aku berteduh dulu menunggu hujan berhenti. Soalnya aku ke sini naik ojek,” ujarnya mengawali perbincangan.

Pria yang biasanya melucu itu tampak ramah dan bersahabat. Ia tampil sederhana mengenakan kaos putih berkerah dipadu dengan celana jeans abu-abu. Selain itu, ia juga berkacamata dan ada anting berlian di telinga kirinya.

Perawakan Mongol unik. Matanya sipit dan kulitnya sawo matang. Sedangkan logat bicaranya terdengar seperti orang Batak. Namun ia mengaku asli kelahiran Manado, sedangkan ayahnya orang Mongolia. “Itu makanya aku dipanggil Mongol. Dari kecil memang sudah dipanggil begitu,” katanya.

Adapun mengenai logat bicaranya yang seperti orang Batak, Mongol menjelaskan bahwa ia tinggal cukup lama bersama orang Batak saat pertama kali merantau ke Jakarta. Terlepas dari itu, selama ini memang tak ada yang percaya jika ia mengaku sebagai orang Manado.

“Dulu di Pasar Senen aku pernah ditanya, orang mana? Aku jawab, orang Manado. Eh dia nggak percaya dan bilang, orang Manado itu ganteng, kulit putih, dan hidung mancung. Lah, kau macam bodat (monyet dalam bahasa Batak) begitu,” kisahnya.

“Kulitku hitam begini, makanya orang lebih percaya kalau aku orang Batak ketimbang Manado,” sambungnya seraya tertawa.

Dikisahkan, profesinya sebagai seorang comic (pelaku Stand Up Comedy) terjadi secara tak sengaja. Pertengahan Juli lalu, ia dijebak seorang temannya untuk tampil melucu di Comedy Cafe, Kemang, Jakarta Selatan. “Waktu itu kagetlah aku. Sumpah demi Tuhan, kaget. Ternyata aku disuruh melucu di depan orang-orang,” kenangnya.

Namun siapa sangka, lelucon Mongol di atas panggung itu ternyata sukses membuat seluruh penonton di tempat tersebut tertawa terpingkal-pingkal. “Puji Tuhan, waktu itu pecah istilahnya, menggelegar semua sampai berdiri tepuk tangan. Malah ada yang bilang, itu anak dikerjain saja bisa begitu, bagaimana kalau nggak?” paparnya.

Sejak saat itu, pria kelahiran Manado 27 September 1978 itu kerap diminta manggung dan melucu di kafe tersebut. Hingga suatu ketika, kesempatan menghampirinya untuk tampil dalam acara ‘Stand Up Comedy Show’ di Metro TV.

Lantaran baru pertama kali tampil di televisi, Mongol pun tegang di depan kamera. Tak hanya itu, ia juga merasa gugup karena harus berdampingan dengan orang-orang yang dinilainya telah punya nama besar seperti Steny Agustaf, Soleh Solihun, Miund, Iwel Wel dan Isman.

“Gugupnya itu bukan hanya soal di depan kamera, tapi berdampingan dengan mereka itu kan berat. Siapalah aku ini? Apalagi penontonnya itu banyak banget. Makanya pertama kali jadi gugup,” ujarnya.

Namun lagi-lagi Mongol mampu mengalahkan kendalanya itu. Ia berhasil menguasai panggung dan membuat penonton tertawa. Begitu pula di episode-episode selanjutnya. Padahal diakuinya, selama ini ia tak pernah menghafal materi. Semua mengalir begitu saja.

Menyikapi keberhasilannya itu, Mongol pun mengaku bersyukur kepada Tuhan. Apalagi banyak penggemarnya yang beranggapan, penampilannya tak diragukan jika sudah naik ke atas panggung.

“Puji Tuhan sampai sekarang aku bisa dianggap beberapa orang dan komunitas sebagai salah satu comic yang sukses. Pokoknya dianggap salah satu dewa stand up comedy Indonesia. Ada yang bilang, kalau aku naik panggung sudah jaminan pasti lucu. Ha ha ha,” tuturnya.

Di balik kelucuannya, tersimpan masa lalu yang kelam. Setidaknya, demikianlah Mongol mengenang sejarah kesuksesannya sebagai salah satu bintang stand up comedy yang bersinar. Ya, di balik honornya yang telah mencapai Rp 8 juta sehari, ia punya cerita tentang cita-cita yang kandas.

“Masa lalu aku dulu sangat kelam dan aku kemudian bertobat. Dalam Kristen istilahnya lahir baru,” ungkapnya saat berbincang dengan Detikhot. “Itu sudah kebiasaan orang Manado, dikala bertobat dan dijamah Tuhan, cita-citanya langsung jadi pendeta,” sambungnya diiringi tawa.

Untuk mewujudkan cita-citanya itu, Mongol merantau dari Manado ke Jakarta untuk menempuh pendidikan sekolah pendeta. Itu terjadi pada 1997. Bisa dibilang, saat itu pria bernama asli Rony Imannuel tersebut berangkat ke Jakarta dengan modal nekat.

“Waktu itu aku berangkat hanya bawa duit 100 perak logam karena jadi pendeta itu dibiayai sponsor. Aku naik kapal laut dengan waktu 6 hari perjalanan dan singgah di kiri-kanan,” kisahnya.

Beberapa bulan di Jakarta, tak ada kejelasan dari pihak sponsor untuk menyekolahkan Mongol jadi pendeta. Hingga akhirnya harapannya tersebut kandas di tengah jalan. “Waktu itu aku kemudian tahu, orang yang mensponsori aku sudah pergi ke Amerika. Makanya akhirnya batal,” ujarnya masih menyisakan kesal.

Gagal masuk sekolah pendeta dan tak punya uang praktis membuat pria kelahiran 27 September 1978 itu luntang-lantung di Jakarta. Berbagai upaya pun coba dilakukannya untuk bertahan hidup.

“Pertama kali aku tidur di emperan toko di Sarinah. Malam-malam bantu tukang pecel lele di Jalan Sunda. Aku bantu kerja walaupun cuma dikasih makan. Aku ingat waktu itu juga kadang telat bayar kos. Tapi, ya Puji Tuhan dapat kos-kosan punya orang batak dan dia masih mentolerir kalau telat seminggu atau sebulan. Nangis ya nangis waktu itu,” kenangnya.

Mongol pernah pula kerja di rumah makan Padang sebelum akhirnya bekerja di sebuah perusahaan swasta. “Di rumah makan padang gaji aku waktu itu Rp 400 ribu, terus kerja di sebuah perusahaan swasta gajinya Rp 1, 2 juta,” ungkapnya blak-blakan.

Setelah dua tahun lebih bekerja di sebuah perusahaan swasta, Mongol akhirnya memutuskan untuk berhenti dan ikut dalam sebuah manajemen artis. “Waktu itu aku menangani Dirly ‘Idol’ sekitar 4 tahun 8 bulan. Mengikuti dia syuting, nyanyi dan lain-lain,” katanya.

Lepas dari situ, Mongol kemudian membentuk manajemen sendiri bersama temannya. “Puji Tuhan waktu itu chanel-ku sudah banyak, jadi usaha itu jalan,” paparnya. Sejak itu pekerjaan Mongol pun mulai berkembang dan membuat pergaulannya meluas.

Singkat cerita, sifatnya yang humoris alias suka melucu mengantarkannya tampil dalam acara ‘Stand Up Comedy Show’ di Metro TV, hingga dikenal orang seperti sekarang. Ketika diingatkan kembali tentang cita-cita menjadi pendeta yang gagal, Mongol tak menyesal.

Baginya, jalan hidupnya kinisebagai komedian merupakan rencana Tuhan. “Pada akhirnya ya aku menyadari, jadi pendeta itu panggilan, bukan kemauan. Sejauh ini aku menilai ini semua adalah mukjizat Tuhan,” ujarnya mendadak serius. Puji Tuhan !

Stand up comedy atau melawak dengan gaya monolog sedang digandrungi masyarakat. Di antara beberapa pelakunya, nama Mongol kini tengah naik daun lantaran dianggap lucu dalam setiap penampilannya.Pria bernama asli Rony Imannuel itu berhasil mencuri perhatian sejak pertama tampil di acara ‘Stand Up Comedy Show’ yang tayang di Metro TV. 
Video Kesaksian Mogol Mantan Jendral Gereja Setan



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...