Kehidupan artis atau selebritis tak pernah lepas dari gosip. Demikian ungkapan yang sudah mengakar di khalayak umum. Hal ini bisa dimaklumi, karena bagaimana pun artis adalah public figure.
Demikian halnya yang dialami oleh artis cantik Lydia Kandau. Kesibukannya dalam pelayanan telah membuatnya seperti tenggelam dari keartisannya. Walau demikian, label artis yang telah disandangnya masih melekat. Saat ini ia kerap diminta bersaksi di berbagai denominasi gereja. Bahkan baru-baru ini ia mengikuti suatu perjalanan ziarah ke Yerusalem.
Istilah cinta buta mungkin dialami oleh wanita berdarah Manado ini. Kisah cintanya dengan pria yang tidak seiman berakhir di pelaminan, sekalipun sempat ditentang oleh pihak keluarga. Tapi ia nekad, atas dasar cinta ia menikah dengan Jamal Mirdad, seorang penyanyi. Hari-hari yang dilaluinya setelah pernikahan terasa begitu indah.
Sebagai umat Kristus, seharusnya ia pergi ke gereja di hari Minggu. Tapi Lydia tidak. Bersama suami tercinta, ia kerap mengisi hari-hari Ahadnya dengan jalan-jalan, nonton, atau shopping dan sebagainya. "Makin lama rasanya kok makin jauh dari Tuhan," ungkapnya. Namun, pikiran seperti itu tidak cukup membuatnya berbalik pada Tuhan. Ia seolah menikmati
semua itu.
Anaknya Sakit Aneh Sampai saat anak keduanya mengalami sakit 'aneh'. "Syaraf kiri anak saya abnormal," tuturnya. Ia langsung membawanya ke rumah sakit dengan keyakinan setelah ditangani dokter pasti anaknya sembuh. yang terjadi justru sebaliknya. Makin lama kondisi anaknya semakin parah. "Seperti obat-obat yang diberi dokter tidak mempan terhadap penyakitnya. Anak saya seperti mau mati. Matanya tidak mau terbuka," kisahnya. Akhirnya
diputuskan untuk membawa anaknya pulang ke rumah. "Saya menangis dan menangis sambil membaringkan anak saya di tempat tidur. Saya merenung dan larut dalam kebisuan.
Seketika saya teringat akan dosa-dosa saya dulu. Saya tidak setia kepada Tuhan. Padahal Tuhan sudah begitu baik ada saya," akunya.Seketika itu juga, ia berdoa sambil bercucuran air mata. Minta ampun atas segala dosa dan ketidaksetiaannya. Ia betul-betul merasa telah mendukakan hati Tuhan. "Luar biasa ternyata," ungkapnya. Sesaat ia katakan amin, hati dan batinnya terasa lega sekali. "Plong rasanya. Saya yakin darah Yesus telah menghapus dosa-dosa saya," tuturnya sumringah.
Lalu ia melihat anaknya yang masih terbaring dalam keadaan yang memprihatinkan. Air matanya jatuh lagi. Ia duduk di sisi tempat tidur sambil mengelus-elus kepala anaknya. Batinnya berkata, "Tuhan, aku tahu Engkau telah menghapuskan dosaku. Saat ini juga ya Bapa, jikalau Engkau mengasihi aku, tolong sembuhkan anakku. Aku percaya sepenuh jiwa, Engkau sanggup melakukan semua itu. Sebab segala perkara dapat kutanggung di dalam Engkau." Usai berdoa, ia memuji-muji Tuhan dengan kidung pujian yang tiada putus-putusnya. "Saya berjanji bahwa saya tidak akan pernah berhenti memuji Tuhan sampai Tuhan sembuhkan anak saya," paparnya.
Ternyata ajaib, satu jam berselang, mata anaknya perlahan mulai terbuka. "Perlahan, tapi pasti mata anak saya terbuka. Lalu ia bangun dari tempat tidur. Ajaibnya, di wajahnya tidak ada gambaran kesakitan. Padahal ia baru saja mengalami suatu penyakit yang luar biasa berat untuk anak seusianya. yang terlukis di wajahnya adalah sukacita. Sungguh ini suatu mujizat. Saya langsung memeluk anak saya sambil berkata: "Terima kasih Tuhan," urainya.
Sejenak diajaknya anaknya berdoa bersama. Mengucap syukur atas kesembuhan yang hanya datang dari Allah. "Tuhan sudah mendengar doa saya," ujarnya saat itu.
Setia Melayani.
Sejak kejadian itu, ia berjanji akan setia melayani Tuhan. "Saya ingin menceritakan kepada semua orang, bahwa Tuhan itu sungguh baik adanya," tukasnya. Ternyata badai itu belum berlalu. Sang suami belum merestui kemauannya untuk kembali ke gereja. Apalagi harus membawa anak-anaknya. "Terpaksa dulu saya berbohong. Membawa anak-anak dengan alasan nonton, renang, jalan-jalan, dan macam-macam. Padahal sebelum atau sesudah kegiatan itu kami ke gereja. Habis kalau tidak begitu, mana bisa saya ke gereja," kilahnya. Kami, lanjutnya, harus main petak umpet. Alkitab dulu biasanya disimpan. Bacanya juga menunggu Jamal pergi. "Terus terang saya tersiksa dengan keadaan seperti itu," akunya. Tapi ia sudah punya komitmen, bahwa ia tidak akan menjual Tuhan Yesus karena apa pun juga. Lama-kelamaan Jamal mulai berubah. Ia semakin menhargai saya. Ia pernah mengatakan tidak melarang saya atau anak-anak ke gereja. "Sukacita sekali saat saya mendengar itu," cetusnya.
Lydia memang punya komitmen bahwa anak-anak harus ikut ibunya. Walaupun dua anaknya bersekolah di Al-Azhar, tapi setiap Minggu, mereka pasti ke gereja. "Ketika saya mulai pelayanan pun, Jamal tidak melarang. Ia cuma katakan sebaiknya pelayanan di dalam kota saja. Tidak usah sampai ke luar kota," jelasnya.
Isu Dis-Harmoni
Isu yang sempat menerpa pemeran "Merry" dalam sinetron "Gara-Gara" bersama Jimmy dan Sion Gideon ini adalah disharmoni keluarga. Bahkan dikabarkan kehidupan rumah tangganya retak. Ketika dikonfirmasikan dengan tegas Lydia mengatakan tidak benar demikian. "Jamal itu punya kasih. Bahkan mungkin lebih baik dari orang Kristen sendiri. Ia takut akan Tuhan. Pada dasarnya, ia ingin dihargai, oleh sebab itu ia pun tahu harus menghargai orang lain yang berbeda dengan dia," ungkapnya.
Lalu apakah Jamal mendukung pelayanan Lydia yang nampaknya kian hari intensitasnya kian padat? "Mendukung tidak, melarang juga tidak," ujarnya. Saat ditanya apakah pernah ribut-ribut soal agama di rumah, ia menjawab, "Tidak. Tidak pernah. Kami tidak mau mempersoalkan agama. Itu hak masing-masing. Lydia juga menambahkan kalau akhir-akhir ini Jamal sering tanya-tanya tentang firman Tuhan. Bahkan Jamal beberapa kali meminta Lydia membacakan Alkitab sebelum tidur. "Kalau saya marah, Jamal selalu mengingatkan, katanya "kasih," jelasnya. Apakah suatu hari Jamal akan masuk Kristen? "Tidak ada yang mustahil bagiTuhan," tutur Lydia menutup perbincangan.
Kesaksian dari seorang artis indonesia, yang hidupnya hancur karena putus cinta, jatuh kepada obat-obatan, rokok dan minuman. Bagaimana dia harus kehilangan kontrak sinetron dan iklan karena keputusan yang di ambil untuk berani melangkah di kehidupan yang baru. Biarpun hari-hari terasa sulit saat itu tetapi dia tetap mau Percaya, bahwa Allah turut bekerja dalam segala perkara untuk mendatangkan kebaikan.
Video Kesaksian Nafa Urbach Percaya dan Mengikut Tuhan Yesus
Lahir dari keluarga tidak Percaya
Saya seorang selebriti dan memiliki kehidupan yang cukup sukses. Pada waktu itu saya tidak mengenal Yesus karena keluarga kami bukan dari keluarga yang mengenal Yesus. Yang pertama mengenal Yesus dalam keluargaku adalah Ibu saya, kenapa demikian karena pada saat itu, Ibuku kena kanker, dia lumpuh, Dokter berkata tidak dapat menolong Ibuku. Pada saat itu ada seorang Pendeta yang adalah Dosen Ibu saya tiba-tiba lewat di depan pintu kamar ibuku.
Ibu Saya yang pertama Percaya
Lalu dia ketemu Ibuku dan berkata ada seorang yang sanggup menyembuhkan kamu dan engkau dapat berjalan lagi, asalkan kamu percaya dengan Iman dan ucapkan dengan Mulut. Ibu saya bilang terserah, karena saya butuh kesembuhan, saya masih memiliki anak-anak yang masih kecil, pada saat itu saya belum sekolah baru masuk TK. Bapak Dosen tersebut menumpangkan tangan diatas kepala Ibu saya dan berdoa, dia berkata bangun dan berjalanlah Dalam Nama Tuhan Yesus Kristus, seketika itu juga Ibu saya bangun dari kursi roda dan berjalan. Dari situlah Ibu saya memilih Tuhan Yesus sebagai Juruselamat, walaupun di tentang oleh banyak keluarga karena kami bukan keluarga yang mengenal Yesus.
Saya tinggal sama Kakek dan Nenek
Saya sendiri tidak langsung untuk mengikut Ibu saya karena saya tinggal di kota Magelang di rumah nenek saya, jadi kalau hari kamis dan jumat saya ngaji sedankan kalau hari minggu saya pulang ke rumah ibuku, saya ikut sekolah minggu. Sampai satu saat Nenek dan Kakek saya berkata kamu harus memilih satu, lalu saya memilih ikut nenek dan kakek.
Menjadi Artis
Saya bertumbuh menjadi seorang yang dewasa dan menjadi selebriti lalu saya pancaran, saya sempat berpikir bawa dia adalah jodoh saya tetapi ternyata tidak, saya putus dengan dia pada saat itu umur saya 21 tahun.
Putus pacaran membuat stres
Karena dia pacar pertama saya jadi saya stres, saya mulai jatuh di narkoba, rokok dan minuman akibat putus cinta, samapai saya sakit, saya sudah berusaha untuk berdoa untuk mencari kesembuhan tetapi tidak mendapatkan. lalu saya pergi berobat ke Singgapura.
Acara kesembuhan di TV
Ada acara TV yang saya lihat tetang kesembuhan. Saya dengarin lalu saya memiliki keinginan untuk baca Alkitab, karena saya berusaha mencari saya mendapat sebuah ayat di dalam Mazmur 6:3-5
(Mazmur 6:3 [LAI TB] “Kasihanilah aku, TUHAN, sebab aku merana; sembuhkanlah aku, TUHAN, sebab tulang-tulangku gemetar,
6:4 dan jiwaku pun sangat terkejut; tetapi Engkau, TUHAN, berapa lama lagi?
6:5 Kembalilah pula, TUHAN, luputkanlah jiwaku, selamatkanlah aku oleh karena kasih setia-Mu”)
Ketika saya membaca ayat tersebut saya langsung menangis dan saya disembuhkan. Saya mulai pulang kembali ke indonesia dan mencari Tuhan setiap hari, saya suka membaca Alkitab.
Belajar Firman
Pada saat itu saya tidak langsung berkata kepada orang saya pindah Kristen, karena saya banyak pengemar nanti apa yang terjadi kalau saya berkata demikian. Karena saya berteman dengan Kakak Ari Wibowo setiap hari rabu saya ke rumah dia untuk belajar Alkitab.
Kembali kekehidupan lama
Pengenalan akan Tuhan sempat berhenti karena saya ketemu dengan teman-teman saya yang lama lalu kembali ke kehidupan saya yang lama. Saya ketemu dengan pacar saya yang baru dan sekarang menjadi suami saya, ketika saya ada diskotik.
Mendapat Pacar Baru
Pacar saya mulai pedekatan kepada saya, sering datang kerumah membawa buah dan lokasi pengambilan film. Kenapa buah yang sering dia ambil karena Bapak dia adalah jurangan buah. Akhirnya dia menyatakan cintanya kepadaku dan aku terima, dia tanya agamamu apa? Saya mulai teringat kalau saya pernah memiliki pengalaman dengan Tuhan Yesus di Singgapur, akhirnya saya berkata agamaku Kristen. Lalu dia berkata karena kamu kristen maka saya akan ikut dengan kamu saja.
Pergi Ke Gereja
Pada suatu saat saya dengan dia pergi ke Gereja, saya mengenal Yesus duluan tetapi kalau lahir baru yang pertama yang mengalami adalah suamiku. Jadi kita berdua saling memperlengkapi. Dia adalah orang yang berapi-api kalau menyampaikan Nama Yesus, saya sangat bersyukur Tuhan memberikan dia kepadaku.
Umumkan bahwa saya Percaya Yesus
Ketika saya ke Gereja sering diikuti oleh wartawan sehingga membuat saya terganggu, lalu ibu saya bilang saya harus berani katakan kepada mereka kalau saya sudah menjadi Kristen, wah itu akan menjadi masalah buat saya karena saya sedang suting empat sinetron ada kontrak dengan beberapa Iklan. Tapi tidak tahu kenapa sampai pada saat itu saya memiliki kekuatan yang kuat sehingga saya berkata, baik mama, saya buat konfrensi pers, saya umumkan bahwa saya Percaya Tuhan Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat saya.
Saya Kehilangan Kontrak
Pada saat itulah saya melewati yang namanya peremukan karena memikul Salib, waktu-waktu yang tidak enak saya rasakan, sampai-sampai saya marah kepada Tuhan karena saya harus kehilangan semua kontrak sinetron dan iklan. Bagi saya hal tersebut sangat berat bagi saya untuk menghadapi masalah tersebut dalam kehidupan saya, tetapi saya percaya Allah turut bekerja dalam segala perkara untuk mendatangkan kebaikan.
Saya bersyukur kepada Tuhan, karena biarpun saya mengalami banyak kejatuhan-kejatuhan tetapi Tuhan Yesus tetap mengajari aku untuk kembali lagi. Dari hal-hal tersebut saya belajar artinya bersyukur, memaafkan dan rendah hati. Karena saya dulu meraya harus menjadi orang yang harus di hormati, tetapi sekarang berbeda, saya harus menghormati orang tersebut masalah dia mau menghormati saya atau tidak itu urusan Tuhan. Yang penting kita lakukan Semua untuk Tuhan, memang tidak mudah kalau setiap hari kita harus memikul SALIB. Masalah boleh ada tetapi saya memiliki Tuhan yang besar dari masalah saya. Amin
Catatan
Dari Kesaksian Nafa Urbach, mengajar kita untuk melihat bahwa pertolongan Tuhan masih Nyata dalam kehidupan orang-orang yang belum mengenal Tuhan. Dari Semua yang di sampaikan ada seorang yang pasti selalu mendoakan Nafa Urbac untuk percaya adalah ibunya. Karena ketika ibunya pertama mengenal Tuhan, dia sudah berusaha mengajari anaknya untuk datang kepada Kristus tetapi keluarga berusaha menentang hal tersebut sehingga dia tidak tinggal bersama ibunya melainkan sama kakek dan nenek. Doa selalu di naikan kepada Tuhan untuk keselamatan di tengah-tengah keluarga. Cukup waktu yang begitu lama sampai doa terjawab, ketika anaknya berusia 21 tahun mulai membuka hati kepada Tuhan Yesus.
Dia Tuhan yang memilki cara tersendiri untuk mengubah setiap Pribadi untuk mengenal Dia sebagai Tuhan dan Juruselamat. Ini adalah menjadi pergumulan Doa buat kita yang telah Percaya untuk selalu berdoa kepada mereka yang bulum Percaya kepada Tuhan Yesus atau mereka sudah percaya tetapi hidupnya masih terikat dengan dosa. Tetap selalu mendoakan mereka, kita tidak tahu kapan mereka bisa bertobat tetapi kita percaya waktu Tuhan adalah yang terbaik, asal apakah kita masih menabur dalam doa, itulah tugas-tugas kita. Amin
Catatan tambahan dari kebenaranalkitabmain.blogspot.com
Dari kesaksian Nafa Urbach di atas, kita bisa mendapatkan pelajaran bahwa siapa pun yang memutuskan akan mengikuti Dia, maka dengan sendirinya dunia akan membenci orang itu.
(Yohanes 15:19 Sekiranya kamu dari dunia, tentulah dunia mengasihi kamu sebagai miliknya. Tetapi karena kamu bukan dari dunia, melainkan Aku telah memilih kamu dari dunia, sebab itulah dunia membenci kamu.)
(Yohanes 17:14 Aku telah memberikan firman-Mu kepada mereka dan dunia membenci mereka, karena mereka bukan dari dunia, sama seperti Aku bukan dari dunia.)
(1 Yohanes 3:13 Janganlah kamu heran, saudara-saudara, apabila dunia membenci kamu.)
Karena TUHAN telah memilih kita, maka dengan sendirinya dunia akan membenci kita. Namun, jika kita berasal dari dunia, maka jangan heran, dunia akan mengasihi kita sebagai milik dunia. Hal yang harus dialami Nafa Urbach dimana ia harus dibenci oleh dunia, diputus kontrak iklannya, kontrak bermain filmnya, dll merupakan harga yang harus dibayar untuk mengikuti TUHAN YESUS.
Hal ini merupakan pelajaran bagi kita semua bahwa menjadi terkenal di dunia adalah sesuatu yang sangat tidak alkitabiah. Sangat mengherankan jika banyak orang-orang Kristen yang masih saja terlena dengan bingar-bingar dunia dan ingin menjadi bintang terkenal. Padahal, dari kesaksian Nafa Urbach di atas, maka kita bisa melihat bahwa harga yang justru dibayar oleh Nafa Urbach adalah diputus kontraknya dari dunia keartisan.
Jadi, kita sebagai orang Kristen jangan sampai tertipu. Kekeristenan tidak pernah mengajarkan bahwa jika kita ikut TUHAN YESUS, maka kita akan terkenal dan dipuja-puja oleh dunia. Justru sebaliknya, kita akan dibenci oleh dunia.
Jadi, jangan lagi mengharapkan untuk menjadi terkenal di dunia. Lupakan itu semua dan mulai mencari TUHAN dan memikul salib kita untuk mengabarkan Injil.
Video Kesaksian Mosab Hassan Yousef Percaya dan Mengikut Yesus
Tahun 1996, ketika saya Mosab Hassan Yousef berusia 18, saya ditangkap tentara Israel karena saya kepala Masyarakat Islam di SMA saya. Inilah titik mulanya proses penyadaran saya. “Sebelumnya saya hanya mengenal Hamas lewat ayah saya. Tadinya saya mengagumi Hamas, karena saya mengagumi ayah saya. Tapi setelah 16 bulan dalam penjara, saya menyadari wajah Hamas sebenarnya. Hamas adalah organisasi negatif. Sebuah organisasi yang buruk secara fundamental. Dalam penjara Megiddo saya tiba-tiba menyadari apa sebenarnya Hamas. Para pemimpin mereka di penjara (Israel) mendapatkan keadaan (fasilitas dan makanan) yang jauh lebih baik (daripada para tahanan Israel di penjara Hamas).
Aku mulai dari awal, dan ketika sampai pada bagian Khotbah di Bukit, kupikir, Wow, orang bernama Yesus ini benar² mengagumkan! Semua yang dikatakannya indah sekali. Aku tidak bisa meletakkan buku itu dan terus membacanya. Setiap ayat terasa menyembuhkan luka parah yang dalam di jiwaku. Pesannya sangat sederhana, tapi entah kenapa punya kekuatan untuk memulihkan jiwaku dan memberi aku harapan.
Lalu aku baca bagian ini: “Kalian tahu bahwa ada juga ajaran seperti ini: cintailah kawan-kawanmu dan bencilah musuh-musuhmu. Tetapi sekarang Aku berkata kepadamu: cintailah musuh-musuhmu, dan doakanlah orang-orang yang menganiaya kalian, supaya kalian menjadi anak-anak Bapamu yang di surga.” (Matius 5:43-45).
Ini dia! Aku merasa bagaikan disambar petir oleh kata-kata ini. Belum pernah sebelumnya aku mendengar pesan seperti ini, tapi aku tahu bahwa inilah pesan yang kucari-cari seumur hidupku.
Selama bertahun-tahun aku berjuang untuk mengetahui siapakah musuhku, dan aku melihat mreka yang diluar Islam dan Palestina sebagai musuh. Tapi tiba-tiba saja aku sadar bahwa orang-orang Israel bukanlah musuhku. Bukan pula Hamas atau pamanku Ibrahim atau prajurit yang menghajarku dengan popor M16 atau penjaga penjara mirip kera di Maskobiyeh. Aku melihat bahwa musuh tidak dijabarkan melalui nasionalitas, agama, atau warna kulit. Aku sekarang mengerti bahwa kita semua menghadapi musuh² yang sama: keserakahan, kesombongan, segala pikiran jahat, dan kegelapan setan yang hidup dalam diri kita.
Ini berarti aku bisa mencintai semua orang. Satu2 nya musuh yang nyata adalah musuh dalam diriku sendiri.
Jika saja aku membaca perkataan TUHAN YESUS (Isa Almasih) lima tahun yang lalu, tentunya aku akan berkata: Betapa bodohnya orang ini! dan segera membuang Alkitab itu. Tapi pengalamanku dengan tetanggaku tukang jagal gila, anggota-anggota keluarga dan pemimpin-pemimpin agama yang memukuliku saat ayah berada di penjara, dan saatku di Megiddo semuanya bercampur dan mempersiapkan diriku untuk menerima kekuatan dan keindahan kebenaran ini. Yang bisa kupikirkan saat itu hanyalah: Wow! Betapa hebatnya hikmat yang dimiliki orang ini!
Yesus (Isa Almasih) berkata, ”Janganlah menghakimi orang lain, supaya kalian sendiri juga jangan dihakimi.” (Matius 7:1). Sungguh besar perbedaan antara ajaran TUHAN YESUS(Isa Almasih) dengan ajaran muhammad. tuhan Islam sangat suka menghakimi, dan masyarakat Arab mengikuti bimbingan allah swt.
TUHAN YESUS ( Isa Almasih ) mengecam kemunafikan para Ahli Taurat dan kaum Parisi, dan aku langsung ingat akan pamanku Ibrahim. Aku ingat di saat dia menerima sebuah undangan untuk menghadiri acara khusus dan betapa marahnya dia sewaktu tidak diberi kursi yang terbaik. Rasanya bagaikan TUHAN YESUS(Isa Almasih) bicara pada Ibrahim, seluruh syeikh, dan imam dalam Islam.
Semuanya yang TUHAN YESUS ( Isa Almasih ) katakan dalam halaman-halaman buku ini sangat masuk akal bagiku. Karena rasa haru yang meluap-luap, aku pun mulai menangis.
TUHAN YESUS menggunakan Shin Bet untuk menunjukkan padaku bahwa Israel bukanlah musuhku, dan sekarang dia meletakkan jawaban atas pertanyaan-pertanyaanku di tanganku dalam buku Alkitab Perjanjian Baru yang kecil ini. Tapi perjalananku masih panjang sekali untuk bisa benar-benar mengerti Alkitab. Muslim diajar untuk beriman pada semua buku Allâh, termasuk Taurat dan Injil. Tapi kami juga diajar bahwa manusia telah mengganti Injil, dan membuatnya tidak dapat dijadikan panutan.
“TUHAN, sang Pencipta, tunjukkan kebenaran padaku,” begitu doaku setiap hari. “Aku bingung. Aku tersesat. Dan aku tak tahu lagi harus ke mana.”
Akhirnya TUHAN sang pencipta mendengar isi hatiku yaitu memberikan sebuah jawaban tentang kebenaran melalui ayat Alkitab ini yaitu :
Yohanes 14 : 6 yang berisi Kata Yesus kepadanya: "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku. Luar Biasa YESUS(Isa Almasih) ini, DIA diakui dua kitab yaitu Alkitab dan alquran sebagai Sumber Jalan yang layak di ikuti oleh seluruh umat manusia.
Di Alkitab : TUHAN YESUS (Isa Almasih) adalah Jalan dan Kebenaran dan Hidup (Yohanes 14 : 6),
Di alquran : TUHAN YESUS (Isa Almasih) adalah Jalan Yang Lurus (Az Zukhruf, 43:61),
Buku Mosab Hassan Yousef click to download "Son of Hamas" :
Tahun 2010, dunia infotainment sempat gempar dengan berita tentang Pingkan Mambo yang berpindah keyakinan masuk kristen.
Mantan personil "Ratu" yang berduet dengan Maia Estianti ini menyatakan menerima Kristus sebagai Juruselamatnya.
Apakah keputusan Pingkan menerima Yesus tidak mengalami pertentangan dan penolakan...?
Pertentangan dan penolakan itu pasti ada !
Dan penolakan itu datang dari ibundanya sendiri, ibundanya sempat menolak mengakui Pinkan sebagai anaknya, bahkan jika Pinkan mau menikah dengan Steve pacarnya yang Kristen pun, ibundanya menolak mengakui Pinkan sebagai anak.
"Buat saya menikah boleh-boleh saja dengan siapa saja asal dia masuk agama kita," ujar Ditje seperti dikutip tayangan Halo Selebriti di SCTV, Senin (30/11/2010).
Menanggapi hal tersebut, Pinkan tampaknya berkeras untuk tetap melangsungkan pernikahan pada Desember mendatang.
"Aku serahin sama Tuhan, kapan waktunya aku bahagia ya bahagia, kan semua Tuhan yang ngatur itu," ujar Pinkan.
Sebaliknya, penolakan sang ibu semakin menjadi. Ditje saat ditemui di sebuah tempat usaha kecil-kecilan di Pejaten, Jakarta Selatan mengaku lebih baik kehilangan Pinkan ketimbang anaknya harus pindah agama.
"Buat saya, mending kehilangan anak satu daripada harus mengkhianati keyakinan yang sudah saya ajarkan sejak kecil," tegas Ditje.
Namun karena kegigihan dan keyakinan Pingkan, bahwa masalah tentang ibunya pasti Tuhan turut bekerja menyelesaikan, akhirnya sang ibundanya mau memaafkan Pingkan pindah agama dan mengakui Pingkan sebagai anaknya.
Sempat syok karena mengetahui anaknya, Pingkan Mambo, beralih keyakinan menjadi Kristen, ibunda Dietje akhirnya mengaku sudah memaafkan anaknya.
“Pinkan adalah anak saya. Pinkan masih ingat saat lebaran. Itu saja bagi saya sudah bersyukur,” tutur Deetje di kediamannya di Ciputat, Tangerang, Banten.
Deetje mengakui kalau dia memang sangat syok mendengar sang anak Pinkan pindah agama. Dia menyebutkan, selama dua bulan dia tak henti-hentinya menangis, begitu mengetahui anaknya menjadi Kristen. Meski juga sempat mengusir Pinkan dari kediaman mereka, Deetje mengaku saat ini dia sudah merasa lebih lapang hatinya.
Apakah kepindahan Pinkan ke Kristen hanya karena pacar? Tentu tidak !
Pingkan menerima Yesus karena perjalanan imannya yang mau merespon nubuat hamba Nya, dan mencari tau siapa Pribadi Yesus sebenarnya. Pingkan Mambo mengenal Yesus berawal dari ibu temannya, yang merupakan teman dekat sehingga Pingkan sering bertandang ke rumah mereka.
Di sana, ibu temannya tersebut mengisahkan kisah perjalanan hidupnya bersama Yesus. Secara otomatis, Pingkan yang sering bertandang itu, sering mendengar siapa itu Yesus dan bagaimana Pribadi-Nya. Pinkan sendiri menganggap sebagai pembicaraan biasa, pembicaraan sambil lalu dan tidak memasukkannya ke dalam hati.
Sampai pada suatu kali, Ibu temannya ini bilang, “Suatu hari, nanti Yesus juga datang kepadamu.”
Kurang lebih seperti itulah ucapan ibu tersebut, ujar Pingkan...
Sejak itu, Pingkan mulai kepikiran, kenapa ibu ini bisa ngomong seperti itu. Apa yang dia maksud? Pingkan mulai bertanya-tanya apakah maksud dari semua ini.
Sejak saat itu, Pingkan mencoba datang ke gereja-gereja dan mencari tahu siapa itu Yesus. Di saat itulah, Yesus datang dalam hidup Pingkan dan memenuhi dirinya dengan kasih-Nya yang luar biasa sehingga Pingkan merasa diubahkan dan menjadi baru.
Kasihnya berkobar-kobar buat Yesus, karena dia tahu bahwa dia sudah berada dalam genggaman yang aman, di bawah naungan Allah Yang Maha Kuasa.
Berjalan dari mujizat yang satu ke mujizat yang lain, dari mulai mau di usir dari rumah karena tidak bisa bayar, berdoa minta tolong pada Tuhan Yesus Kristus, dan beberapa saat ada rekannya yang mentransfer uang pas sampai koma komanya, untuk dia bayar rumah. Juga saat dia minta mau ke Amerika Tuhan Yesus Kristus kabulkan, saat dia minta dapat suami, dan minta dapat anak dia peroleh semua jawaban Tuhan Yesus. Haleluya.
14:12 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan melakukan juga pekerjaan-pekerjaan yang Aku lakukan, bahkan pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar dari pada itu. Sebab Aku pergi kepada Bapa;
14:13 dan apa juga yang kamu minta dalam nama-Ku, Aku akan melakukannya, supaya Bapa dipermuliakan di dalam Anak.
14:14 Jika kamu meminta sesuatu kepada-Ku dalam nama-Ku, Aku akan melakukannya."
PERINTAH MENGINJIL INJIL MATIUS
10:1 Yesus memanggil kedua belas murid-Nya dan memberi kuasa kepada mereka untuk mengusir roh-roh jahat dan untuk melenyapkan segala penyakit dan segala kelemahan.
10:2 Inilah nama kedua belas rasul itu: Pertama Simon yang disebut Petrus dan Andreas saudaranya, dan Yakobus anak Zebedeus dan Yohanes saudaranya,
10:3 Filipus dan Bartolomeus, Tomas dan Matius pemungut cukai, Yakobus anak Alfeus, dan Tadeus,
10:4 Simon orang Zelot dan Yudas Iskariot yang mengkhianati Dia.
10:5 Kedua belas murid itu diutus oleh Yesus dan Ia berpesan kepada mereka: "Janganlah kamu menyimpang ke jalan bangsa lain atau masuk ke dalam kota orang Samaria,
10:6 melainkan pergilah kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel.
10:7 Pergilah dan beritakanlah: Kerajaan Sorga sudah dekat.
10:8 Sembuhkanlah orang sakit; bangkitkanlah orang mati; tahirkanlah orang kusta; usirlah setan-setan. Kamu telah memperolehnya dengan cuma-cuma, karena itu berikanlah pula dengan cuma-cuma.
10:9 Janganlah kamu membawa emas atau perak atau tembaga dalam ikat pinggangmu.
10:10 Janganlah kamu membawa bekal dalam perjalanan, janganlah kamu membawa baju dua helai, kasut atau tongkat, sebab seorang pekerja patut mendapat upahnya.
10:11 Apabila kamu masuk kota atau desa, carilah di situ seorang yang layak dan tinggallah padanya sampai kamu berangkat.
10:12 Apabila kamu masuk rumah orang, berilah salam kepada mereka.
10:13 Jika mereka layak menerimanya, salammu itu turun ke atasnya, jika tidak, salammu itu kembali kepadamu.
10:14 Dan apabila seorang tidak menerima kamu dan tidak mendengar perkataanmu, keluarlah dan tinggalkanlah rumah atau kota itu dan kebaskanlah debunya dari kakimu.
10:15 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya pada hari penghakiman tanah Sodom dan Gomora akan lebih ringan tanggungannya dari pada kota itu."
AMANAT AGUNG TUHAN YESUS KRISTUS
INJIL MARKUS
16:15 Lalu Ia berkata kepada mereka: "Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk.
16:16 Siapa yang percaya dan dibaptis akan diselamatkan, tetapi siapa yang tidak percaya akan dihukum.
16:17 Tanda-tanda ini akan menyertai orang-orang yang percaya: mereka akan mengusir setan-setan demi nama-Ku, mereka akan berbicara dalam bahasa-bahasa yang baru bagi mereka,
16:18 mereka akan memegang ular, dan sekalipun mereka minum racun maut, mereka tidak akan mendapat celaka; mereka akan meletakkan tangannya atas orang sakit, dan orang itu akan sembuh."
16:19Sesudah Tuhan Yesus berbicara demikian kepada mereka, terangkatlah Ia ke sorga, lalu duduk di sebelah kanan Allah.
16:20Merekapun pergilah memberitakan Injil ke segala penjuru, dan Tuhan turut bekerja dan meneguhkan firman itu dengan tanda-tanda yang menyertainya.
KUASA DAN MUJIZAT TUHAN YESUS DALAM PELAYANAN HAMBANYA TB JOSHUA
Video Kuasa Mujizat di Dalam Nama Tuhan Yesus Kristus #1
Cancerous Fluid Comes Out IMMEDIATELY After PRAYER!!!
Cover Book Gulshan Esther (Gulshan Fatima) The Torn Veil (Kerudung yang Terkoyak)
Gulshan Esther lahir dengan nama asli Gulshan Fatima Shah di tahun 1952 dari keluarga Islam Shiite Pakistan yang saleh dan kaya. Dia berasal dari garis keturunan Sayed, yang merupakan keturunan langsung dari Fatima, anak Muhammad. Garis keturunan ini dipercaya sebagai anugerah untuk masuk surga. Tapi akses masuk surga ini bisa batal andaikata orang itu melakukan dosa besar seperti bunuh diri. Pada usia enam bulan, Gulshan menderita penyakit tipus, dan setelah itu, polio, yang mengakibatkannya lumpuh berat. Bagian kiri tubuhnya lumpuh, dengan kedua kaki dan tangan menggantung dan tidak berfungsi. Seringkali pada masa kecilnya, ia melihat dengan iri anak2 lain yang bermain, loncat, dll, menyadari bahwa ia tidak akan bisa melakukan hal itu untuk selamanya.
Video Kesaksian Gulshan Esther
Ayah Golshen adalah pemimpin umat Muslim yang sangat dihormati. Dia menyekolahkan Gulshan in di sekolah Islam sejak usia muda. Gulshan tidak pernah lalai sembahyang lima kali sehari dan pada usia 7 tahun ia mulai mengenakan pakaian wanita Muslim. Ia merinding melihat cara berpakaian wanita Barat yang tidak menutupi kepala dan kaki mereka. Meskipun ia anak paling kecil dari lima bersaudara, ayah Gulshan selalu memberikan perhatian khusus untuknya karena kelumpuhan fisiknya. Dengan tidak mengecilkan rasa cinta pada anaknya, ayah Gulshan sebenarnya memberikan perhatian khusus ini juga demi menghormati keinginan almarhum ibu Gulshan yang memintanya untuk tidak menikah lagi (diperbolehkan dalam Qur'an) untuk merawat Gulshan. Ia dengan senang hati menerima dan melakukan permintaan ibu Gulshan dengan sekuat tenaga sampai akhir hayatnya.
Ayah Gulshan selalu berharap ia bisa menemukan obat yang bisa menyembuhkan anak perempuannya. Tapi pencariannya di Pakistan tidak menghasilkan apapun. Karena putus asa, pada tahun 1966, ia membawa anaknya ke Inggris dengan keyakinan bahwa dokter2 Inggris mampu menyembuhkan Gulshan. Begitu besar rasa percayanya sehingga dia sudah merencanakan perjalanan ke Mekah dan Medinah untuk menyatakan terima kasih kepada Allah karena telah menyembuhkan anaknya.
Rasa percayanya yang besar itu kemudian sirna. Pada pemeriksaan oleh dokter di kamar hotel di London, dokter menyatakan bahwa Gulshan tidak punya harapan untuk bisa disembuhkan. Gulshan mengingat kejadian itu lagi di kemudian hari dan kala itu dia mendengar dokter berkata pada ayahnya,"Tiada obat bagi putrimu, yang ada hanya doa." Waktu itu Gulshan heran bahwa orang kafir bisa berkata demikian.
Biarpun dikatakan oleh orang kafir atau bukan, ayah Gulshan ternyata percaya akan hal itu. Dia lalu tetap dengan rencananya melakukan ibadah haji di Mekah, bukan untuk berterimakasih pada Tuhan seperti rencana semula, tapi untuk melakukan usaha penyembuhan anaknya. Semua usaha manusia sudah dicoba dan gagal. Sekarang waktu untuk (ucapan dia sendiri) "mengetuk pintu surga."
Segera Gulshan, ayahnya, dan kedua pembantunya pergi ke Mekah. Mereka diterima di Jeddah oleh seorang Sheikh, kawan ayah Gulshan dan pemilik tanah yang kaya raya. Mereka membuat rencana matang untuk menunaikan ibadah haji. Dua domba kurban dipesan untuk setiap orang agar doa mereka diterima.
Gulshan duduk di atas kursi roda dan didorong menuju perkemahan haji. Lalu Gulshan diletakkan di atas usungan kayu dan diangkat oleh empat orang laki mengelilingi Ka'abah. Gulshan bahkan diizinkan mencium batu hitam itu, dengan sangat yakin bakal sembuh karenanya.
Setelah ternyata Gulshan tidak sembuh jua, dia lalu dimandikan dengan air zam-zam, yang terkenal sebagai air suci yang bisa menyembuhkan, dan dia juga lalu mengunjungi makam Muhammad di Medina. Dia bahkan diberi izin khusus untuk berdoa di tempat itu minta disembuhkan. Karena belum juga sembuh, mereka lalu mengunjungi berbagai tempat suci Islam di Yerusalem dan Irak, tapi hasilnya tetap nihil.
Setelah melakukan perjalanan selama sebulan, mereka lalu pulang kembali ke Pakistan dengan rasa kecewa berat. Jika penunaian ibadah haji merupakan `jalan ke surga' seperti yang ayah Gulshan kira, maka pintu surganya ternyata tetap tidak dibukakan.
Gulshan Esther
Celakanya, kelumpuhan Gulshan semakin meningkat. Bukan hanya tidak ada obat, tapi dia juga sekarang (seperti yang kemudian hari ia tulis) "lumpuh secara jiwa dan raga" dengan arti rasa putus asa benar2 sudah meliputinya. Segala usaha pertolongan dari manusia dan Illahi telah dicoba dan hasilnya nol.
Seluruh keluarga Sayed berduka dan dengan sia2 berusaha membangkitkan semangat Gulshan. Gulshan dengan setia tetap melakukan ibadahnya, tetapi semakin merasa putus asa.
Lalu, dua tahun setelah perjalanan ke tanah suci, ayah Gulshan tiba2 meninggal karena radang paru2. Kejadian ini terlalu berat buat Gulshan dan beberapa kali dia berpikir serius untuk bunuh diri. Hanya berpikir untuk bunuh diri atau benar2 berbuat saja bisa2 membuat Gulshan tidak bisa masuk surga untuk bertemu dengan ayahnya nanti. Meskipun ingin bunuh diri sekalipun, ia juga tidak bisa melakukannya sebab tangan dan kakinya tidak bisa digerakkan untuk menggantung diri, mengambil pisau, atau meminum racun. Gulshan berdoa kepada Allah untuk mengambil nyawanya. Dia tidak mengerti mengapa orang sebaik ayahnya yang berguna melayani masyarakat diambil nyawanya oleh Tuhan, sedangkan anaknya yang lumpuh dan tidak bisa apa2 dibiarkan hidup. Kenapa tidak dia saja yang mati? Benar2 tidak adil!
Sejak masa kecilnya, Gulshan melakukan sembahyang pertama jam 3 pagi setiap hari. Tapi setelah kematian ayahnya, dia patah semangat dan merasa sukar menjalani kebiasaan sembahyangnya. Beberapa saat, dia hanya berbaring saja, sambil mendengarkan suara pelayannya yang menyiapkan kegiatan hari itu. Gulshan dipenuhi perasaan bahwa keberadaannya di dunia tidak ada gunanya.
Untuk pertamakali dalam hidupnya, Gulshan tidak mengucapkan ayat2 sembahyang yang seharusnya dalam bahasa Arab. Bahkan karena rasa putus asanya, dia hanya menangis pada Tuhan di dalam bahasanya sendiri (Urdu) dan berkata,"Saya mau mati saja, tidak mau hidup lebih lama lagi."
Pada saat itu, dia mengalami perasaan yang sama sekali baru. Meskipun tidak bisa dijelaskan, sepertinya ia merasa dalam sanubarinya bahwa ada keyakinan pasti tangisannya didengar. Dia sangat merasakannya. Seseorang mendengar tangisnya. Dengan pengetahuan dan keyakinan ini, muncul rasa berani dalam dirinya untuk melakukan hal yang sebelumnya tidak pernah terlintas di benaknya. Dia seakan sadar bahwa yang mendengarnya adalah Tuhan, dan Gulshan sendiri berbicara sepertinya Dialah yang memegang kendali hidupnya.
Dengan cara yang sangat tidak Islami dalam mengahadapi Tuhan, Gulshan menantang Dia dengan pertanyaan,"Dosa apa yang aku lakukan sehingga Engkau membuatku sesengsara ini? Sejenak setelah aku lahir, Kau ambil ibuku. Lalu aku lumpuh. Sekarang Kau ambil ayahku. Katakan padaku, mengapa Kau hukum aku seperti ini?"
Setelah ledakan pertanyaan ini, sunyi sejenak. Lalu terdengar suara lembut,"Aku tidak akan membiarkanmu mati. Aku akan tetap membuatmu hidup."
Di kemudian hari Gulshan menerangkan bahwa suaran itu sangat jelas terdengar, meskipun dia tidak bisa menjelaskan suara itu seperti apa. Dia mengumpakan suara seperti "hembusan udara" yang menembus melewatinya, tapi itu adalah komunikasi yang jelas sehingga dia juga bisa menerangkan bahwa suara itu berbahasa Urdu.
Pesan suara itu tidak menyenangkan hati Gulshan. Dia tidak ingin mendengar Tuhan membiarkannya hidup. Ia ingin Tuhan mengambil nyawanya. Lalu ia berkata padaNya, "Apa gunanya membiarkanku hidup? Saya lumpuh. Waktu ayah masih hidup, paling sedikit saya bisa membagi perasaan dengan dia. Sekarang dia telah pergi dan saya tidak punya harapan dan tiada guna hidup ini."
Suara itu terdengar lagi, "Siapa yang memberi mata pada orang buta? Siapa yang menyembuhkan orang sakit? Siapa yang menyembuhkan orang sakit kusta dan membangkitkan orang mati? Sayalah Yesus, anak Maria. Baca tentang Aku di dalam Qur'an mu, di Sura Maryam."
Malam berikutnya, Gulshan meminta pelayannya memberinya bagian Qur'an yang berisi Sura Maryam. Tetapi ia merasa kesusahan membaca huruf Arab dan tidak begitu mengerti apa yang tertulis. Lalu terlintas pikiran untuk membaca Qur'an versi Urdu. Ini pikiran yang radikal buat Muslim sejati. Muslim percaya bahwa bahasa Arab adalah bahasa Surgawi dan Qur'an semestinya dimengerti melalui bahasa aslinya. Menerjemahkan Qur'an ke bahasa lain dianggap dapat menghilangkan sebagian maknanya.
Meskipun begitu, karena Gulshan berpikir bahwa Yesus bicara dengan dia dalam bahasa Urdu, Tuhan tentunya tidak keberatan dengan bahasa Urdu dan Qur'an versi Urdu semestinya diterima juga olehNya.
Pada waktu itu, Gulshan tidak pernah ingat pernah mendengar nama Yesus. Semestinya ia pernah mendengar nama itu sewaktu belajar Qur'an, tapi tentunya waktu itu nama tersebut tidak ada arti baginya. Tapi sekarang dengan membaca Sura Maryam untuk pertama kali dalam hidupnya dengan bahasanya sendiri ia bisa membaca: Malaikat bicara pada Maryam: Allah menganugerahkan FirmanNya bagimu. Namanya adalah Mesiah (Juru Selamat), Jesus anak Maryam. Dia akan dimuliakan di dunia dan di surga. Allah akan menyayangiNya. Dia akan berkhotbah untuk manusia dari tempat lahirnya (ayunan bayi) dan pada waktu dewasa dia akan memimpin hidup yang benar. Selama tiga tahun Gulshan membaca bagian Qur'an tentang Yesus berulang-ulang, terutama pada malam hari setelah sembahyang terakhir di hari itu. Sekali dia tanya pada bibinya apakah dia tahu tentang Yesus. Bibinya dengan raut muka yang tidak suka bilang bahwa Yesus adalah nabi di Qur'an yang mencelikkan orang buta, menghidupkan orang mati, dan akan datang lagi ke dunia.
Tidak banyak yang terjadi selama tiga tahun itu, tetapi Gulshan terus-menerus berdoa melalui ayat2 pendek itu. Ia mulai merasa punya harapan padahal sebelumnya ia putus asa sama sekali. Dia jadi yakin jika ada yang menyembuhkan, pasti Dia itu Yesus! Tapi dia juga mulai lelah menunggu dan mulai berdoa langsung pada Yesus. Gulshan menantangNya, jika Dia bisa menyembuhkan orang sakit kusta dan membangkitkan orang mati, apakah Dia akan menyembuhkannya? Gulshan bahwa mulai menambah sembahyangnya dengan kalimat "O Yesus anak Maryam, sembuhkanlah aku." Dia mengulang kata2 ini setiap kali sembahyang dan bahkan juga sewaktu memegang satu persatu manik2 kalung doa yang dia beli dari Mekah.
Suatu pagi, Gulshan bangun jam 3 pagi seperti biasa dan duduk di tempat tidurnya, siap untuk membaca, tapi diam2 dia mulai berdoa minta kesembuhan. Tiba2 dia berhenti berdoa. Beberapa pertanyaan timbul di kepalanya. Kenapa sampai sekarang dia belum juga disembuhkan? Apakah dia tidak berdoa pada Yesus dan tidak cukup membaca Sura Maryam itu? Kenapa Yesus memberinya harapan tapi lalu tidak melakukan apa2 padanya?
Dia lalu berkata dengan berani pada Yesus, "Yesus," katanya, "Saya tahu Engkau hidup. Engkau sudah bicara padaku. Tertera di Qur'an bahwa Engkau menyembuhkan orang sakit. Engkau dapat menyembuhkan aku tapi aku tetap saja lumpuh. Kenapa?"
Doanya dijawab dengan kesunyian. Sekali lagi dia menangis keras, "Jika Engkau bisa, sembuhkan aku! Kalau tidak, katakan kenapa? Aku tidak bisa hidup seperti ini." Seketika ruangan dipenuhi lautan cahaya. Pertama-tama, Gulshan berpikir bahwa ini pasti cahaya yang datang dari lampu bacanya, tapi lampu itu jauh terlalu redup. Pikirnya, mungkin lampu dari luar dinyalakan oleh tukang kebun untuk menakuti pencuri mangga atau, mungkin, tukang kebun itu menyiram tanaman di pagi buta. Tapi semua pintu dan gorden tertutup dan tidak ada cahaya luar yang bisa masuk ke dalam rumah.
Pada saat ini, Gulshan mulai takut dan bersembunyi di bawah selendangnya. Tapi sesuatu membuatnya terus melihat cahaya yang terus-menerus bertambah terang sampai lebih terang dari cahaya di siang hari. Perlahan, tidak jauh dari tempat tidurnya, di tengah2 cahaya tampak 13 sosok manusia yang semakin jelas. 12 orang berdiri berbaris, tapi yang ke-13 (di tengah2) tampak lebih besar dan bersinar lebih terang dibandingkan yang lain.
Sekarang Gulshan gemetar ketakutan dan berdoa pada Tuhan untuk memberitahu siapa orang2 ini dan bagaimana mereka bisa masuk kamarnya padahal semua pintu dan jendela ditutup.
Ketika itu pula Orang yang berdiri di tengah berkata. "Bangun, " perintahNya. "Inilah jalan yang telah kaucari. Akulah Yesus, anak Maryam, kepada siapa engkau berdoa dan sekarang Aku berdiri di depanmu. Bangun dan kemarilah."
Gulshan mulai menangis dan protes bahwa dia terlalu lumpuh untuk menuruti perintahNya. Tapi Dia mengulangi perintahNya dan sekali lagi mengatakan bahwa Dia itu Yesus.
Gulshan masih ragu dan Dia mengatakan kalimatNya untuk kedua kalinya . lalu ketigakalinya pada waktu Gulshan belum juga bereaksi. Pelan2 Gulshan mulai merasakan kekuatan baru mengalir di anggota2 tubuhnya yang lumpuh. Dia meletakkan satu kakinya di lantai dan berdiri. Lalu, ajaib, dia lari dan bersimpuh di hadapan kakiNya. Gulshan merasa mandi cahaya yang termurni seakan matahari dan bulan bersama-sama menyinarinya. Cahaya itu tampaknya menembus hatinya, menampakkan banyak hal pada saat itu.
Yesus meletakkan tanganNya di kepala Gulshan, dan pada saat itu pula, ia melihat ada lubang di tanganNya dan melalui lubang ini cahaya menembus dan menyinari gaun tidurnya yang berwarna hijau sedemikian terangnya sampai gaun itu tampak putih. Dia berkata, "Akulah Yesus. Akulah Immanuel. Akulah Jalan, Kebenaran, dan Hidup. Aku hidup dan sebentar lagi Aku datang. Mulai hari ini, engkau jadi saksiKu. Apa yang kau lihat sekarang dengan matamu dan kau dengar dengan telingamu harus kau sampaikan pada umatKu. Mulai sekarang engkau harus menjaga jubah dan badanmu tetap tanpa noda. Kemanapun kau pergi, Aku akan menyertaimu dan mulai hari ini engkau harus berdoa seperti ini ."
Dia lalu mengajarinya doa yang kita kenal sebagai Doa Bapa Kami. Tentu saja Gulshan belum pernah mendengar doa ini, dan tidak tahu tentang doa ini.
Pada waktu Gulshan melihat kaki dan tangannya, tampak di situ ada daging. Tapi tangannya, meskipun punya tenaga dan tidak layu sama sekali, tetap terasa kurang sempurna. Waktu dia bertanya tentang ini pada Yesus, Ia menjawab dengan lembut bahwa ia harus menjadi saksiNya. Sisa2 kelumpuhan pada tubuhnya untuk menunjukkan pada orang yang tidak percaya bahwa kesembuhan telah terjadi di bagian tubuh yang lain.
Dengan ini, penampakan Illahi pun berangsur hilang, tapi mata Gulshan yang telah terterpa sinar yang begitu dahsyat masih terasa sakit bahkan untuk melihat lampu bacanya yang redup. Dia meraba dan membuka laci mejanya dan menemukan kacamata gelap yang biasa dipakainya di kebun. Setelah dipakai, dia bisa membuka matanya dengan enak. Ini menunjukkan bahwa penampakan Illahi itu (meskipun tidak bisa dibuktikan) bukanlah khayalan pribadi Gulshan. Kita diingatkan tentang perjalanan Paulus ke Damaskus dan Sundar Singh dan pada kenyataan bahwa mereka berdua mengalami penampakan Illahi akan Yesus yang berbeda dengan Gulshan.
Sekarang sudah jam 4 pagi. Satu jam sudah berlalu setelah Gulshan bangun tidur. Dipenuhi rasa syukur yang tidak pernah dialaminya selama 19 tahun masa hidupnya, ia tidak bisa tidak berjalan-jalan mengelilingi kamar tidurnya sambil memuji Tuhan. Bibinya yang mendengar langkah kaki di kamarnya menuduhnya berbohong waktu Gulshan berkata bahwa dialah yang berjalan-jalan itu.
Gulshan berkata, "Datang ke sini dan lihat sendiri!" Seluruh rumah heran sekali melihat apa yang terjadi. Orang2 dari daerah sekitar atau jauh datang melihat sendiri keajaiban ini. Penglihatan rohani akan Yesus terjadi lagi. Melalui penglihatan ini, Yesus menyuruhnya untuk memiliki Kitab Perjanjian Baru (KPB). Dia diberitahu tentang hamba Tuhan dan bahkan diberi petunjuk di mana orang ini berada. Orang ini, menurut penglihatan itu, bisa memberinya sebuah KPB.
Dengan mengikuti petunjuk itu, dia menemukan hamba Tuhan ini yang ternyata seorang Mayor Bala Keselamatan (Salvation Army) dan juga punya beberapa buah KPB. Dengan sedikit ragu, dia memberi sebuah KPG untuk Gulshan dan membantunya mengambil langkah pertama dalam kehidupan spiritualnya.
Gulshan telah membaktikan dirinya kepada Yesus sebagai Juru Selamatnya dan bukan hanya sebagai Penyembuh. Karena itu, ia berangsur-angsur yakin bahwa dia harus mengumumkan kenyataan ini melalui baptis. Bala Keselamatan biasanya tidak menerima sakramen baptis dalam bentuk seutuhnya. Mereka melihat baptis sebagai di pengalaman dalam jiwa dan rohani ketika orang memberikan hidup pada Yesus. Tapi Gulshan bertambah yakin pengalaman di `dalam' bathin (setidaknya dalam kasusnya) ini harus juga dinyatakan di `luar' (jasmani).
Bala Keselamatan takut kalau tindakan di `luar' ini bisa menimbulkan bahaya. Ini bukan lagi masalah keTuhanan semata. Hamba Tuhan (Mayor) ini memberitahu Gulshan secara jelas bahwa dibaptis secara jasmani akan sangat berbahaya baginya. Mayor bilang Gulshan mungkin tidak akan pernah bisa kembali ke rumahnya lagi dan bahkan bisa dibunuh. Bahkan keluarga yang sangat menyayangi seperti keluarganya sekalipun bisa berubah sama sekali jika mereka melihat satu anggota keluarganya berpaling dari agama Islam.
Paman Gulshan sudah melihat kemungkinan terjadinya badai keluarga. Dia berkata bahwa Gulshan bisa memberikan apapun yang Yesus minta, selama dia tidak meninggalkan negerinya dan agamanya. Pada prinsipnya, paman itu berkata Gulshan bisa memberikan apapun yang Yesus minta, asalkan jangan dirinya sendiri. Inilah tindakan yang Yesus inginkan dari setiap pengikutNya.
Kakak laki Gulshan yang bernama Safdar Shah berkata bahwa demi kepentingan Islam, dia atau anggota keluarga lain bisa membunuhnya, dan hal itu diizinkan dalam Qur'an.
Meskipun begitu, Gulshan merasa dia tidak bisa menjadi saksi yang efektif bagi Yesus Kristus jika dia tidak mengumumkan imannya. Dia berkata pada Mayor, jika itu memang kehendak Tuhan, dia siap untuk mati demi Kristus daripada harus hidup tanpa Dia.
Dengan ini, Mayor mengatur agar Gulshan pergi dengan istrinya ke sebuah rumah di Jalan Karachi. Rumah ini milik Pendeta dan Nyonya Aslam Khan. Pasangan ini punya pelayanan khusus bagi orang Islam yang berganti agama.
Aslam Khan membaptis Gulshan dan ini otomatis memisahkannya dari keluarganya. Pasangan Khan menerima Gulshan di rumah mereka. Awalnya, hubungan Gulshan dengan Ny. Khan kurang baik. Gulshan harus membantu melakukan pekerjaan rumah tangga . sesuatu yang tidak pernah dilakukannya. Tapi dengan contoh dari KPB waktu Yesus membasuh kaki2 murid2Nya, Gulshan dapat memperbaiki diri dan hubungan dengan Ny. Khan membaik.
Lalu ada masalah lain seperti cara pandang yang berbeda dengan Ny. Khan. Segera setelah dibaptis, Gulshan dipenuhi keinginan untuk pergi ke luar dan memberitakan dunia apa yang terjadi pada dirinya. Tapi Pendeta Khan tidak setuju. Menurutnya, Gulshan cukup bersaksi melalui perbuatan and tidak dengan mulutnya. Dia tampaknya yakin bahwa penyebaran iman Gulshan dilakukan di dalam rumah saja. Mayor lalu memberi pekerjaan buat Gulshan untuk bekerja sebagai pengurus di sekolah bagi orang buta. Anehnya, pasangan Khan tidak mencoba mengetahui bagaimana Gulshan menerima Yesus dan tidak pula belajar dari pengalaman rohaninya sampai tahun2 berikutnya di mana Gulshan sudah menjadi penginjil yang terkenal. Mungkin karena pengalaman awal yang kurang menyenangkan, pasangan Khan lebih tertarik pada ketulusan hati Gulshan sewaktu hidup di Jalan Karachi.
Seperti yang telah diduga Mayor, dan Gulshan sendiri sudah tahu pasti, hampir seluruh keluarganya menolaknya, meskipun beberapa anggota keluarga bisa bertoleransi. Di suatu kejadian, keponakannya mengundang Gulshan untuk datang di perkawinannya. Gulshan ragu2 menyempatkan diri untuk datang di tengah2 kegiatannya yang sibuk. Pengalamannya ternyata tidak enak karena beberapa anggota keluarga menuduhnya `gila' dan bahkan memutuskan hubungan keluarga. Setelah pesta selesai, tidak seorang pun mau memberi tumpangan kendaraan ke stasiun bis kota, padahal sudah mulai malam. Sanak keluarganya berkata, "Kami tidak mau kau mengotori mobil kami." Mereka bilang, "Minta diantar saja sama Yesus-mu."
Inilah yang kemudian dilakukan Gulshan. Seketika itu juga, dia merasakan kehadiran Tuhan di sekelilingnya dan membuatnya merasa aman di tempat yang gelap dan sepi.
Tiba2, dia mendengar suara motor riksaw (becak Pakistan) di belakangnya. Gulshan meminta becak itu berhenti dan minta diantar ke stasiun bis kota. Tukang becaknya menganggukkan kepala dan mereka lalu meluncur ke jalan raya, melampaui jarak 15 mil dengan kecepatan yang memecahkan rekord. Sewaktu tiba, tukang becak mengangkut kopernya ke Jalur Bis Angkutan Watan dan meletakkannya di bawah tempat duduk di salah satu bis. Gulshan tidak pernah melihat muka tukang becak itu sebab tampaknya mukanya ditutupi topi dan dia berpakaian panjang warna coklat. Ketika Gulshan mau bayar, tukang becak itu menggelengkan kepalanya dan berkata Tuhan telah mengirim dia untuk menolong Gulshan dan dia berharap Gulshan bisa pergi dengan rasa damai. Gulshan berhasil mengintip mata tukang becak itu, yang, katanya, bersinar sangat terang sehingga sinar itu menutupi mukanya. Ketika tukang becak itu membalikkan tubuh dan pakaian panjangnya, Gulshan melihat nama "Petrus" dalam bentuk huruf2 yang bercahaya di tangannya!
Panggilan Yesus pada Gulshan adalah agar dia pergi ke umat Tuhan, tapi dia tidak begitu tahu siapakah `umat Tuhan' itu. Suatu hari, ketika dia sedang berdoa, dia melihat ke atas dan melihat sebuah pilar berkabut yang berdiri dari lantai ke langit2 kamarnya. Yesus berdiri di dalam kabut itu dan memanggil dia untuk datang padaNya.
Yesus lalu meletakkan tanganNya ke atas kepala Gulshan dan dia merasa tubuhnya naik ke atas seakan melayang di angkasa. Dia menutup matanya dan setelah membuka lagi, dia ternyata berada di daerah terbuka yang tak terbatas. Terasa nyaman dan hijau dan figur orang2 tampak dengan jarak yang berbeda-beda dari dirinya. Semua figur itu mengenakan mahkota di kepalanya dan berpakaian sangat terang yang menyilaukan matanya.
Suara musik yang merdu terdengar mengalun dan orang2 menyanyikan `Suci' dan `Puji Tuhan', kata2 yang (pada saat itu) sangat asing buat Gulshan. Orang2 tersebut semuanya memandang Yesus dan berkata, "Dialah domba yang dipersembahkan. Dia hidup."
Lalu Yesus mengatakan pada Gulshan bahwa merekalah umatNya, dan mereka bicara benar dan mereka tahu bagaimana berdoa sebab mereka percaya pada Anak Allah.
Gulshan lalu menyadari bahwa umatNya adalah orang Kristen dan dia yakin kepada merekalah dia harus menyampaikan pesanNya. Dia harus bersaksi tentang apa yang Yesus lakukan pada dirinya dan mengatakan pada umatNya bahwa Yesus itu hidup dan akan segera datang lagi. Gulshan ingin segera meneriakkan pesan ini ke seluruh dunia. Tapi, pertama-tama, dia harus menjalani beberapa latihan penting, meskipun latihan ini tampaknya membelokkannya dari tujuan semula. Pekerjaan pertamanya di sekolah buta melatihnya untuk terus bersyukur di dalam masa sukar dan penderitaan. Anak2 muda buta di sekolah itu tidak menghabiskan waktu mereka dengan mengeluh, tapi mencari kualitas diri yang tadinya tidak mereka temukan dan dengan ini mereka mencari kebahagiaan yang baru.
Pekerjaan Gulshan selanjutnya adalah menjadi wartawan majalah mingguan. Meskipun pekerjaan ini sangat berbeda dengan panggilan Illahinya, tapi pekerjaan ini mengajarnya bagaimana mewawancarai dan merekam dengan seksama. Kemampuan ini nantinya sangat berguna sewaktu dia menulis buku2nya.
Pada hari terakhir tahun 1975, dia menerima undangan pertama untuk bicara di Foreman Christian College di Lahore. Setelah itu mulailah perjalanannya ke segala penjuru Pakistan untuk mengunjungi kelompok2 tertentu dan memimpin kelas2 Alkitab.
Pada bulan September 1982, dia berangkat ke Inggris. Ini merupakan bagian awal penginjilan internasional ke Eropa dan Kanada. Dia bicara di radio, merekam kesaksiannya dalam tape dan akhirnya menulis dua buku. Ribuan orang sekarang telah mendengar dan membaca kisahnya. Tak terhitung jumlah umat Kristen yang dikuatkan imannya dan banyak Muslim yang mempertanyakan iman mereka. Banyak orang yang menemukan Yesus untuk pertama kali dalam hidupnya. Yang lain banyak yang menyerahkan diri kembali pada Yesus. Tak terhitung jumlah yang menerima kesembuhan jasmani, meskipun Gulshan tidak pernah ingin dikenal sebagai penyembuh, atau bahkan mempromosikan Yesus sebagai Penyembuh. Baginya, yang pertama dan merupakan kebutuhan yang terpenting adalah Keselamatan. Dan ini berarti menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat yang hidup dan yang akan datang lagi.
Hampir dua tahun berikutnya, dia kembali ke Pakistan. Di sini dia menjadi lumpuh lagi. Kali ini dia mengalami stroke yang mengakibatkannya harus berbaring di tempat tidur untuk sementara waktu. Kejadian ini dipakai kakak lakinya sebagai kesempatan untuk mencobanya kembali ke Islam, tapi Gulshan menolak pandangan kakaknya bahwa Yesus pasti sudah meninggalkannya. Gulshan mengerti lebih baik dan bahkan menyadari bahwa keadaan sakitnya saat itupun dipakai untuk memuliakan namaNya. Karena Gulshan tetap tidak mau berubah iman, kakak laki2nya memutuskan segala sisa hubungan persaudaraan yang masih ada. Sebagai tanda sayang dan peduli, ia menyelipkan sejumlah uang di bawah bantal Gulshan sebelum dia pergi meninggalkan kamar dan hidup Gulshan.
Gulshan tadinya berharap untuk tetap tinggal di Pakistan seumur hidupnya. Tapi di awal tahun 1985, dia kembali lagi ke Inggris memakai kursi roda, sama seperti 19 tahun pertama hidupnya. Kali ini tidak ada kesembuhan tiba2. Tapi kenyataan bahwa dia sampai saat itu masih hidup pun sudah dapat dianggap ajaib sebab para dokter di Pakistan setahun sebelumnya bilang bahwa dia tidak punya harapan hidup lagi. Tak lama setelah itu, Gulshan mengganti kursi rodanya dengan tongkat sebelum akhirnya tidak memakai pertolongan apapun untuk berjalan. Kekuatannya secara perlahan kembali dan sekali lagi dia berpergian ke seluruh dunia dan bicara di muka umum tentang perjumpaan Illahinya yang luar biasa. Download Buku: The Torn Veil (Kerudung Yang Terkoyak)